TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay turut menyoroti terkait rencana pemerintah mencabut subsidi elpiji 3 kilogram.
Saleh menilai pencabutan ini sebaiknya jangan dilakukan terlebih dahulu mengingat roda perekonomian masyarakat sekarang dalam keadaan sulit.
Pernyataan ini ia ungkapkan dalam program 'Apa Kabar Indonesia Malam', yang dilansir dari kanal YouTube Talk Show tvOne, Minggu (19/1/2020).
Diberitakan, pemerintah akan melakukan pemberhentian subsidi harga elpiji 3 kilogram mulai pertengahan 2020.
Sehingga dengan ini, harga elpiji akan mengikuti harga pasar atau naik 75 persen dari yang saat ini Rp 25.000 menjadi RP 35.200 per tabung.
Pemerintah masih akan memberikan subsidi kepada warga yang tidak mampu dengan menyalurkan bantuan.
Bantuan itu nantinya dengan mekanisme subsidi tertutup, yakni langsung disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan data yang dimiliki oleh pemerintah.
Meski demikian, Saleh mengaku masih banyak masyrakat khususnya yang tidak mampu yang belum memahami bertul terkait mekanisme rencana pencabutan subsidi elpiji 3 kilogram.
Sehingga banyak masyarakat yang ketakutan akan rencana pemerintah ini.
"Pertama begini, bahasanya pemerintah ini kan sebetulnya kalau kita lihat mulia gitu," ujar Saleh.
"Menyebut bahwa akan mencabut subsidi, bagi yang tidak berhak ya jangan menggunakan gas 3 kilogram, itu kan bahasanya seperti itu," imbuhnya.
"Tetapi masyarakat ini kan tidak paham, coba yang duduk di sini tadi pedagang kaki lima itu, mereka tahunya elpiji 3 kilogram akan naik," jelasnya.
Saleh menyebut seharusnya pemerintah dapat memberikan penjelasan secara keseluruhan kepada masyarakat khususnya yang tidak mampu terkait hal ini.
"Nah karena itu, ini harus dibuka transparansinya kepada masyarakat," jelas Saleh.
"Masyarakat diberikan penjelasan dulu. Jangan tiba-tiba harga dinaikin, ya rakyat kan langsung takut," imbuhnya.