Hal ini dikarenakan pertimbangan pengalaman yang belum matang.
Menurut Sekertaris Negara, Pratikno menyebut sebenarnya Jokowi sudah berusaha mencoba mencari calon menteri yang mewakili kaum milenial.
Namun kepala negara ini tidak mau memaksakan jika memang belum menemukan sosok yang pas.
Tidak berselang la setelah pelantikan menteri dan wakil menteri, Jokowi memberikan gebrakan baru.
Yakni dengan menunjuk tujuh milenial sebagai staf khusus Presiden.
Adapun alasan Presiden RI memilih anak-anak muda yang rentan usia 23-36 tahun satu diantaranya ialah untuk menjadi jembatan antara Jokowi dengan anak-anak muda.
Tak hanya itu, Kepala Negara ini juga meyakini para milenial memiliki ide-ide kreatif yang dapat memajukan bangsa.
Seperti yang telah Jokowi sampaikan dalam dialog bersama jurnalis yang diselenggarakan di Istana Merdeka, awal Oktober tahun lalu.
Saat itu ia sempat menyinggung terkait figur-figur yang dapat merespon perubahan untuk mewujudkan adanya lompatan kemajuan yang signifikan.
Nantinya adanya tujuh milenial dalam pemerintahannya, diharapkan mereka juga dapat membuat terobosan-terobosan baru yang sesuai dengan perubahan dunia yang sangat cepat.
Sehingga mereka dapat memudahkan Presiden dalam mengelola negara yang memiliki cakupan wilayah sangat luas.
Namun Jokowi nantinya akan meninjau apakah ide atau terobosan dari ke tujuh staf khusus Presiden dapat diterapkan di pemerintahannya.
Jokowi menyebut nantinya para milenial ini akan menjadi teman diskusinya.
Hal ini dilakukan agar pemerintahannya dapat menemukan cara-cara baru yang out of the box demi adanya kemajuan yang dicapai oleh Negara Indonesia.