Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani meminta pemerintah membatalkan rencana mengubah skema subsidi gas elpiji 3 Kilogram.
Ia mengatakan pengubahan skema tersebut akan menyebabkan harga elpiji tidak terkendali karena harga LPG akan mengikuti harga pasar.
"Kami berharap pemerintah membatalkan rencana tersebut, karena itu akan mempersulit kehidupan masyarakat menengah terutama mereka yang mengonsumsi elpiji 3 kg," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Baca: Mahfud MD Akan Hubungi Polri dan Imigrasi Untuk Segera Deportasi Jurnalis Mongabay
Menurut Muzani, elpiji 3 kg banyak dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah.
Selain digunakan rumah tangga, elpiji 3 kilogram juga digunakan pedagang kaki lima.
"Masalahnya sektor elpiji ini dinaikan, maka kehidupan masyarakat akan menjadi beban," katanya.
Menurut Sekjen Gerindra tersebut apabila alasan pengubahan skema subsidi tersebut karena masalah defisitnya anggaran, seharusnya yang dinaikan adalah gas elpiji non subsidi.
"Beban itu jangan ditambah ke bawah, tapi ke atas," katanya.
Baca: Jalan Medan Merdeka Timur Gambir Banjir, Ketinggian Air Capai 15 Sentimeter
Alasan pemerintah mengubah skema subsidi menjadi tertutup agar tepat sasaran menurut Muzani terlalu didramatisir.
Menurutnya subsidi secara terbuka justru membantu rakyat kecil secara tidak langsung.
Muzani mencontohkan pembangunan jalan yang tidak hanya dirasakan rakyat kecil.
Baca: Pemprov DKI Jakarta Hibur Warga dengan Barongsai, Gambang Kromong, dan Tanjidor Jelang Imlek
"Jadi kemudian kalau ada subsidi pemerintah di sektor elpiji yang tidak selalu rakyat miskin ya tidak apa apa, karena kemudian kan dengan begitu meningkatkan daya beli, daya tahan masyarakat," katanya.
Kebocoran subsidi akibat dilakukan secara terbuka atau memangkas harga barang, tidaklah masalah.
Karena kebocoran yang terjadi tidak signifikan.
"Itu yang memanfaatkan juga tidak berlebihan. Orang menumpuk elpiji untuk apa, banyak-banyak di rumah kan juga akan dikonsumsi juga. Jadi kalau alasannya itu saya kira agak agak mendramatisir," katanya.