TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Adian Napitupulu, menyebut kasus Harun Masiku bukanlah sesuatu yang luar biasa.
Adian justru heran pada sejumlah pihak yang menyebut belum ketemunya buron KPK, Harun Masiku, menunjukkan adanya upaya pelemahan KPK.
Sementara saat kader Partai Demokrat, Nazaruddin kabur selama 77 hari, tidak ada yang menyebut bahwa KPK dilemahkan.
Sehingga Adian menilai bukan perbandingan data yang digunakan dalam menghadapi kasus ini, melainkan perbandingan rasa.
Pernyataan ini ia sampaikan dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC), yang dilansir kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (29/1/2020).
"Jangan putus asa tentang KPK, jangan kemudian mengatakan KPK lemah dan sebagainya," ujarnya.
"Kenapa? Masiku belum ketemu dalam 20 hari, tetapi ada Nazaruddin yang hilang sampai 77 hari, ada Neneng sampai tiga tahun tidak ketemu," imbuhnya.
"Tetapi saat itu tidak ada yang pernah mengatakan KPK dilemahkan," kata Adian.
"Melainkan yang dikatakan kita 'Cari terus, cari terus' gitu," jelasnya.
Sehingga menurutnya semua pihak tidak perlu menganggap KPK lemah.
Namun sebaliknya, mereka seharusnya saling menguatkan KPK.
"Kita tidak pernah menjatuhkan mental KPK walaupun bertahun-tahun (tersangka kasus korupsi) tidak ketemu," jelasnya.
"Saya pikir sebagai sesama anak bangsa kenapa kita saling menjatuhkan, ayo kita saling menyemangati satu dan yang lain," imbuhnya.
Sehingga Adian menyebut kasus Harun Masiku ini bukanlah kasus yang luar biasa.