TRIBUNNEWS.COM - Sisi selatan kawasan Monumen Nasional (Monas) direvitalisasi.
Proyek revitalisasi itu pun menuai beragam tanggapan dari berbagai pihak.
Menanggapi polemik yang semakin santer diperbincangkan, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah angkat bicara.
Diketahui, saat ini proyek revitalisasi kawasan Monas sedang diberhentikan sementara.
Ia berharap proyek revitalisasi kawasan Monas ini dapat segera dilanjutkan.
"Ya kami berharap ini tidak dilakukan berlama-lama dalam waktu yang singkat, kalau dari sisi kita inginnya," kata Saefullah yang dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Rabu (29/1/2020).
"Ini kan sebagian kceil dari sisi Monasnya, jadi kami ingin ini berfungsi," tegasnya.
Ahli Tata Kota Kecam Penebangan 190 Pohon Besar
Terkait proyek revitalisasi itu, ahli tata kota Nirwono Joga mengecam penebangan 190 pohon besar dalam demi proses revitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas) di DKI Jakarta.
Nirwono menilai penebangan tersebut tak sesuai dengan tujuan kawasan Monas yang diperuntukan sebagai hutan kota atau ruang terbuka hijau (RTH).
"Penebangan tersebut justru berlawanan dengan semangat pemerintah DKI Jakarta yang menetapkan kawasan Monas sebagai RTH dengan peruntukan sebagai hutan kota untuk kegiatan sosial-budaya sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang DKI Jakarta 2030," ujar Nirwono, ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (29/1/2020).
Ia meminta pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk kembali menanam pohon-pohon besar di kawasan revitalisasi Monas dengan spesifikasi dan jumlah mendekati atau setara pohon yang ditebang.
Menurutnya, tak ada alasan apabila Pemprov DKI menyatakan tak memiliki anggaran untuk penanaman pohon kembali.
Nirwono menegaskan warga Jakarta masih sanggup menggalang dana untuk menyediakan pohon besar siap tanam.