Dirinya menyebut, tak pernah mengeluarkan pernyataan akan memulangkan WNI eks ISIS dari Timur Tengah.
"Oleh sebab itu kemudian saya keluarkan rilis saya, jadi kalau dibilang ralat bukan ralat," katanya.
"Saya belum pernah menyatakan sesuatu kok kepada pers, kepada publik," tambah dia.
Baca: Pro Kontra Wacana Pemulangan WNI Eks ISIS, Benarkah Ada Agenda Khusus dari Pihak Tertentu?
Fachrul Razi kemudian menceritakan soal deklarasi Bravo 5 yang diketuainya.
"Bukan, ini ceritanya begini upaya paham, jangan sampai salah menangkap," terangnya.
"Tanggal 1 hari Sabtu kemarin saya Ketua Umum Relawan Bravo 5, kami sepakat Bravo 5 ini menjadi ormas dan mendukung pemerintah."
"Saya undang beberapa pejabat terkait untuk memberikan masukan, salah satunya adalah BNPT," ungkapnya.
"BNPT ini diwakili oleh Mayor Jenderal Lubis," ungkap Fachrul.
Ia pun menyebut, ISIS melatih anak di bawah umur untuk menembak manusia hidup-hidup.
"Dia menceritakan betapa sadisnya ISIS ini, mulai melatih anak-anak kecil menembak," katanya,
"Yang dijadikan sasaran tembak adalah tawanan-tawanan yang diborgol."
"Nah, kemudian juga dia menunjukkan bagaimana memotong kepala, meledakkan kepala, membakar manusia hidup-hidup dan lain sebagainya," ujar dia.
Fachrul Razi mengaku tak dapat membayangkan jika WNI eks ISIS itu dipulangkan.
"Sadisnya sangat luar biasa, nah beliau mengatakan, bayangkan kalau ini pulang ke Indonesia apa jadinya ini?," tanya Fachrul.