Saat itu, Amien diketahui mendukung Zulkifli Hasan yang menjadi rival petahana saat itu, Hatta Rajasa.
Belakangan, Hatta harus mengakui keunggulan Zulkifli yang memperoleh 292 suara.
Adapun besan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono itu harus puas mengantongi 286 suara.
Padahal, sebelumnya Hatta mengklaim telah mengantongi dukungan mayoritas pemilik suara.
Pada kongres kali ini, Zulkifli kembali maju sebagai calon petahana.
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu juga mengklaim telah mengantongi dukungan mayoritas pemilik suara.
Pangi mengatakan, bila kelak Mulfachri dapat memenangi kontestasi, maka dapat dipastikan pengaruh Amien masih besar.
Namun, perlu dicatat bahwa dalam setiap kontestasi ada sejumlah faktor yang memengaruhi seorang kandidat memenangi pertarungan tersebut.
“Ada faktor eksternal yang enggak bisa dianggap remeh, (seperti) doa restu istana.
Ada kekuatan istana yang biasanya di setiap agenda suksesi kepemimpinan seperti kongres ikut bermain,” ujarnya.
Ia menambahkan, jika bukan jagoan Amien yang memenangi kontestasi, tidak menutup kemungkinan haluan partai berlambang matahari ini akan berubah.
“Upaya istana untuk menarik PAN ke istana tentu masih terasa aromanya.
Namun, kalau masih Mulfachri yang terpilih menjadi ketua umum, maka partai tersebut kemungkinan masih sulit ditarik-tarik ke koalisi pemerintah,” tandasnya.
Untuk diketahui, proses pemilihan ketua umum PAN yang baru akan dilangsungkan Selasa malam.
Selain Mulfachri dan Zulkifli, ada dua kandidat lain yang turut mencalonkan diri, yaitu mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur serta mantan Ketua Dewan Informasi Strategis Kebijakan (DISK) Badan Intelijen Negara yang juga Ketua Dewan Kehormatan Dradjad Wibowo.