TRIBUNNEWS.COM - Rumah Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif dilempari batu oleh orang tak dikenal.
Aksi pelemparan tersebut terjadi di kediaman Slamet Maarif yang berada di Jalan Gatotkaca, Cimanggis, Depok, Jawa Barat pada Selasa (18/2/2020).
Berdasarkan penuturan Slamet Maarif, pelaku pelemparan batu terhadap rumahnya berjumlah dua orang.
Dikutip dari Kompas TV, Slamet Maarif belum mengetahui pasti motif pelaku pelemparan batu ke rumahnya.
Ia menduga aksi lempar batu yang disebut Slamet sebagai teror itu dilakukan berkaitan dengan sepak terjangnya di organisasi PA 212.
"Kami menduga ini terkait dengan apa yang kami lakukan Jumat nanti (21/2/2020)," kata Slamet Maarif.
"Di mana kami akan menggelar aksi besar untuk melawan korupsi selamatkan NKRI di Istana Negara," terangnya.
Ia menilai ada pihak yang merasa tidak nyaman dengan aksi unjuk rasa yang akan dilakukannya bersama massa PA 212 di Istana Negara pada Jumat yang akan datang.
"Ada pihak yang mungkin enggak nyaman dan sebagainya," tuturnya.
"Sebab, kalau urusan pribadi, sepertinya saya engga punya urusan-urusan seperti itu," jelasnya.
Dikutip dari Kompas.com, sebelumnya diberitakan aksi pelemparan batu terhadap rumah Slamet Maarif terjadi dua kali.
Kejadian tersebut terjadi dengan jarak waktu yang agak jauh.
Diketahui, aksi pelemparan batu itu terjadi pada dini hari dan sekitar subuh.
Tetangga Sudah Terbangun
Berdasar keterangan Iyus (59), tetangga Slamet Maarif yang rumahnya berada di sisi kiri kediaman Ketua Umum PA 212, saat kejadian, ia sudah terbangun.
"Saya sudah bangun waktu itu, kejadiannya jam tiga lebih," kata Iyus yang dikutip dari Kompas.com.
"Dari dapur kedengaran ada bunyi kenceng banget, duar," tuturnya.
"Saya sempat sangkanya etalase saya jatuh di luar," jelasnya.
Suara nyaring itu membuat anak Iyus yang tidur di kamar paling luar mengintip lewat celah tirai.
"Kata anak saya, orangnya boncengan naik motor," tutur Iyus.
"Orangnya kecil-kecing gitu, dia engga pakai helem, pakai topi gitu," paparnya.
"Kenceng dari arah kanan ke kiri," jelas Iyus.
Iyus menambahkan, warna motor yang dikendarai pelaku pelemparan tidak terlihat jelas karena kondisi jalan masih gelap.
Selang beberapa waktu, Iyus lantas menjajakan dagangannya di etalase depan rumahnya.
Sekira pukul 05.30 WIB, ia mengantarkan dagangan ke sebuah warung, lalu ia kembali ke rumah.
Di rumah Iyus, ada pembeli yang telah menunggunya.
Iyus melayani pembeli tersebut, kemudian masuk ke dalam rumah.
Saat Iyus berada di dalam rumah, suara lemparan batu kembali terderah.
Suara menyerupai dentuman terdengar dari arah rumah Slamet Maarif.
"Mungkin dia maksudnya mau mecahin kaca yang sebelah sono (kanan), tapi karena ngebut jadinya kena pintu," tutur Iyus.
"Kayaknya dia juga sengaja nungguin saya masuk," katanya.
"Saya keluar ke rumah Pak Ustaz, ada batako merah gitu beberap abiji. Tapi Pak Ustaz masih di masjid," terangnya.
Polsek Cimanggis Tak Memberikan Keterangan
Terkait hal ini, jajaran Polsek Cimanggis sudah mengunjungi kediaman Slamet Maarif.
Pihak berwenang telah mengumpulkan barang bukti dari rumah Slamet Maarif.
Namun, Kapolsek Cimanggis Kompol Effendi enggan memberikan keterangan para rekan media.
Diketahui, sekira pukul 14.00 WIB, Slamet Maarif melaporkan insiden tersebut ke Polsek Cimanggis.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (Kompas.com/Vitorio Mantalean)