Tak Mau Buru-buru
Terpisah, Presiden Joko Widodo menegaskan negara tak lepas tangan terhadap 78 WNI di Diamond Princess.
Mereka tetap dievakuasi dengan melewati berbagai pertimbangan.
"Tetap (diperhatikan). Masih dalam proses (negosiasi dengan pemerintah Jepang)" kata Jokowi di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Rabu (26/2).
Hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan akan menjemput mereka menggunakan kapal atau pesawat.
Pasalnya, kedua moda transportasi ini memiliki masalah yang berbeda.
Baca: Pulang ke Malaysia, Ibunda Ashraf Sinclair Tulis Janji untuk BCL dan Noah, Anak Cucu Umi Tersayang
Baca: Pengakuan 3 Tersangka Tragedi Susur Sungai, Minta Sendiri Kepala Diplontos & Ungkap Perlakuan di Sel
"Ada risiko dan hitung-hitungan semuanya. Pulaunya di mana juga belum. Jangan dianggap mudah," ujar Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tak mau terburu-buru.
Bagaimana juga, lanjut dia, pemerintah harus memperhatikan keselamatan 267 juta penduduk Indonesia.
"Saya juga pesan ke para menteri, ke menko (menteri koordinator), hati-hati mengalkulasi, seperti (observasi) ke Natuna (Kepulauan Riau) kemarin," tegas Jokowi.
Sebelumnya Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyebut evakuasi 78 WNI di Diamond Princess tak boleh sembarang.
Diamond Princess sudah menjadi pusat penyebaran virus Corona (covid-19) setelah Wuhan, Tiongkok.
"Di Diamond Princess kan ada sembilan orang yang sudah terinfeksi. Sudah menjadi episentrum baru," kata Muhadjir di Istana Negara, Jakarta, Selasa (25/2/2020).
Pemerintah sempat berencana menjemput 78 WNI menggunakan kapal RS Dr Suharso.
Namun, opsi itu ditolak kru Diamond Princess karena perjalanan kapal memakan waktu lama.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Kru Kapal Diamond Princess asal Bali Ini Bersedia Dikarantina di Pulau Tak Berpenghuni