TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 600 bencana terjadi sepanjang awal tahun hingga Februari 2020.
Data BNPB pada kurun waktu 1 Januari 2020 – 27 Februari 2020 ini menyebutkan kejadian tersebut mengakibatkan korban jiwa 123 orang dan hilang 2, sedangkan lebih dari 1,4 juta mengungsi.
Sejumlah korban jiwa diakibatkan bencana hidrometeorologi yang persentasenya 99,85 persen, seperti banjir, angin puting beliung dan tanah longsor.
Bencana ini masih mendominasi hingga pada bulan Februari ini.
Korban jiwa akibat banjir berjumlah 102 orang, longsor 16, dan puting beliung 4.
Pada periode ini bencana yang terkait dengan iklim dan cuaca memberikan dampak yang luar biasa, tidak hanya korban jiwa tetapi kerugian materiil.
Kerugian materiil kategori pemukiman, BNPB merilis rumah rusak dengan tingkat berbeda karena banjir sebagai berikut, rusak berat (RB) berjumlah 2.013 unit, rusak sedang (RS) 1.148, dan rusak ringan (RR) 2.512.
Sedangkan angin puting beliung rumah Rusak Berat 514, Rusak Sedang 620 dan Rusak Ringan 4.428.
Di samping itu, bencana longsor merusak rumah RB 52 unit, RS 26 dan RR 200.
Baca: Kenalan dengan Pierre Coffin, Kreator Karakter Minions, Simak 5 Fakta Putra dari NH Dini
Baca: Tak Senang Aksi Tawuran Dilerai, Polisi Dibacok di Jakarta Barat
Rincian jumlah kejadian bencana sepanjang Januari hingga Februari 2020: banjir 255 kejadian, puting beliung 202, tanah longsor 133, kebakaran hutan dan lahan 58, gempa bumi 1, kekeringan 1 dan gelombang pasang 1.
Sementara itu, Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan curah hujan tinggi masih terjadi hingga awal Maret di berbagai daerah di Indonesia.
Masyarakat diharapkan waspada akan potensi kejadian banjir.
"Awal Maret diprediksi intensitas hujan ada di menengah hingga tinggi. Daerah yang terkena ialah Sumatera bagian selatan, sebagian besar wilayah Jawa, Sulawesi bagian tengah dan sebagian wilayah Papua cukup tinggi potensi hujannya. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai akan terjadinya banjir," ucap Miming saat konferensi pers bersama di Graha BNPB, Jakarta Timur, Jumat (28/2/2020).
Deputi Sistem dan Strategi BNPB, Bernadus Wisnu Widjaja menyatakan, untuk mengantisipasi datangnya banjir perlu adanya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan dengan merutinkan kembali kegiatan kerja bakti, khususnya membersihkan drainase.
Baca: Pemuda 17 Tahun Ini Intip dan Rekam Ibu Muda yang Tengah Mandi, Ada 15 Video Korban di HP Pelaku
Baca: Terima Endorse Tiketkekinian, 7 Artis Bakal Diperiksa Pekan Depan, Kemungkinan Ada Tersangka Baru
Hal tersebut merujuk pada kajian lapangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada kejadian banjir beberapa waktu lalu.
Banjir pada 23 Februari 2020 lalu terjadi di 83 titik.
Dari sejumlah titik tersebut, 85,54 persen atau 71 titik disebabkan karena drainase, sedangkan sisanya sistem sungai.
Pada 24 Februari 2020 lalu, banjir terjadi di 76 titik, dengan rincian karena drainase 65 persen atau 30 titik, sisanya sistem sungai.
"Menggiatkan kembali program kerja bakti di lingkungan masing-masing dengan membersihkan drainase, selokan, saluran air dan sungai di sekitar kita, menghindari buang sampah ke sungai yang dapat menyumbat aliran air," kata Wisnu.
Sehubungan dengan wabah Corona yang terjadi di banyak negara, masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dan menghindari terinfeksi virus apa pun, seperti influenza.
Baca: Selamat! Glenn Fredly Kini Resmi jadi Ayah, Mutia Ayu: Terimakasih Semua untuk Doanya
Baca: Menkop dan UKM Teten Kembangkan Buah Naga Menjadi Produk Unggulan Raja Ampat
Upaya preventif sederhana dapat berupa mencuci tangan sesuai prosedur yang disampaikan oleh Kementerian Kesehatan, atau penggunaan masker bagi mereka yang sehat atau pun yang sakit.
Masyarakat, khususnya mereka yang sedang sakit, diimbau untuk menghargai orang lain sehingga tidak terpapar virus.
Contohnya, apabila seseorang terpapar virus batuk atau bersin, dia harus menutup menutup mulut dengan tisu, sapu tangan atau pun dengan bahu sehingga orang di sekitar tidak terpapar virus yang terbang melalui medium udara atau pun cairan batuk atau droplets.