Semmelweis juga berpendapat bahwa kurangnya kebersihan adalah satu-satunya alasan terjadinya demam nifas.
Teori ini kurang penjelasan ilmiah dan tidak diterima oleh beberapa dokter.
Semmelweis melanjutkan praktiknya dan mulai memasukkan instrumen bedah dalam protokol pencuciannya.
Baca: Profil Lengkap Ignaz Semmelweis Pelopor Antiseptik dan Cuci Tangan, Tokoh Google Doodle Hari Ini
Akhir tahun 1847, temuan Semmelweis mulai dikenal di seluruh Eropa.
Kemudian, ada beberapa dokter yang salah menafsirkan dan membantah klaimnya, serta menimbulkan kesalahpahaman.
Tahun 1848, Revolusi Hongaria pecah di Wina, dan hal tersebut berpengaruh pada kondisi karir Semmelweis.
Pada akhir masa jabatannya di Rumah Sakit Umum Wina, dia tidak diangkat kembali.
Setelah itu, pada 1850, Semmelweis diangkat sebagai pemandu kebidanan teoretis.
Lalu tahun 1851, Semmelweis menduduki posisi kepala dokter di bangsal kebidanan 'Rumah Sakit Szent Rokus' di Pest.
Selama enam tahun masa jabatannya, Semmelweis menerapkan metode mencuci tangan, sehingga mengurangi kasus demam nifas.
Namun, beberapa dokter lain tidak siap untuk menerima metodenya.
Pada tahun 1855, Ignaz Semmelweis diangkat sebagai profesor kebidanan di University of Pest.
Ia juga menerapkan gerakan mencuci tangan klorin di klinik bersalin di Universitas Hama.
Ini memberikan hasil yang baik dengan mengurangi angka kematian ibu.