"Ironisnya banyak anak muda yang meremahkan, padahal itu sangat berbahaya terutama bagi orang-orang disekitarnya," ungkapnya.
Belva mengajak anak muda agar menghentikan wabah dengan berdiam diri dirumah atau menjaga jarak.
"Kita punya peran penting untuk menghentikan kasus ini, karena anak muda mobilitasnya paling banyak."
"Semua tidak boleh meremehkan," ujarnya.
Selain itu, Belva menuturkan peran anak muda juga bisa dilakukan dengan memerangi hoaks.
"Kedua perangi hoaks, anak milenial mempunyai akses informasi yang lebih luas, karena tidak gaptek."
"Informasi yang baik jangan stop di anda, tapi kalau ada informasi dengan sumber tidak terpercaya stop di anda, ini paling penting," imbuhnya.
Baca: BNPB Sebut 100 Ribu APD Disalurkan ke Wilayah Skala Prioritas
Untuknya, Belva mengingatkan kepada para anak muda untuk melakukan edukasi, terlebih kepada keluarga sendiri.
Adapun hal ketiga yang dijelaskan Belva untuk kaum muda adalah momentum bencana seperti sekarang bukan waktunya untuk saling menyalahkan.
"Ini bukan waktunya saling menyalahkan, saat ini fokuskan energi kita untuk menolong sesama."
"Tanyakan pada diri sendiri, apa yang bisa saya lakukan," ujar Belva yang juga lulusan Stanford University tersebut.
Di jagat maya, lanjut Belva, sudah banyak contoh anak muda yang bisa diikuti.
"Misalnya bikin website, bikin portal informasi, galang donasi, terus dokter muda banyak yang bisa memberi konsultasi gratis."
"Memberi makan siang gratis kepada para ojek online, ini hal yang simpel tetapi dibutuhkan karena sudah banyak masyarakat yang terdampak ekonominya akibat wabah," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)