"Hanya erupsi, tapi gapapa, nggak ada masalah, nggak menimbulkan kerusakan," terang Agus.
Diketahui, berdasarkan informasi yang dirilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di akun Instagramnya, @lapan_ri menjelaskan bahwa suara dentuman yang terdengar oleh warga Jakarta dan sekitarnya bukan berasal dari meletusnya Gunung Anak Krakatau.
Menurut LAPAN, berdasarkan pengamatan oleh peneliti ahli utama LAPAN, yakni Profesor Dony Kushardono, letusan Gunung Anak Krakatau dipantau melalui citra satelit cuaca, visible dan infrared.
Baca: Abu Tebal dari Gunung Anak Krakatau Menyembur hingga Pulau Sebesi
Baca: Setelah Gunung Anak Krakatau Meletus, Warga Kalianda Lari ke Tempat Tinggi dan Cium Bau Belerang
Pada tanggal 10-11 April 2020, tampak mulai pukul 23.10 WIB, mengeluarkan debu vulkanik dari letusan yang menyebar ke arah barat hingga pukul 05.00 WIB.
Di mana sekitar pukul 24.00 WIB muncul semburan vulknanik membesar dari letusan besar.
"Jadi suara dentuman yang terdengar di Jakarta-Depk yang diisukan terjadi sekira 02.00 WIB, kemungkinan bukan dari suara letusan Gunung Anak Krakatau," tulis LAPAN.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)