TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga menyebut, ada mafia alat kesehatan dan obat di Indonesia.
Ia menyampaikan, Menteri BUMN, Erick Thohir mulai melihat hal tersebut di awal kepemimpinannya.
Mengingat, hampir semua bahan baku alat kesehatan dan obat beli dari luar negeri.
"Beliau melihat urusan kesehatan ini lebih dari 90 persen bahannya impor. Kemudian bahan baku obat-obatan juga 90 persen impor."
"Ini dilihat oleh Pak Menteri sebagai kondisi yang mengancam bangsa kita apabila terjadi sesuatu."
"Jadi beliau membentuk yang namanya sub holding farmasi, ide ini juga disampaikan kepada presiden," ujar Arya Sinulingga, dikutip dari YouTube Kompas TV, Sabtu (18/4/2020).
Baca: Erick Thohir Tegaskan Tidak Pernah Membuat Akun Erick Thohir for President di Media Sosial
Baca: Respons KPK Sikapi Pernyataan Erick Thohir Soal Mafia Alat Kesehatan
Sebelum terjadi penyebaran virus corona, Erick Thohir sudah diminta oleh Jokowi untuk menangani permasalahan alat kesehatan ini.
"Pak Jokowi kemudian meminta Pak Erick untuk mempercepat masalah kesehatan ini."
"Lalu dunia kena corona, kita belum siap tapi sudah diuji langsung," ungkapnya.
Menurutnya, Indonesia hanya dijadikan tukang jahit oleh negara lain.
Mengingat, banyaknya pabrik yang didirikan di Indonesia, dan bahan baku yang dibawa dari luar negeri.
"Saat kejadian corona, Indonesia hanya sebagai tukang jahitnya, bahan-bahan dari luar negeri semua."
"Orang luar bawa bahan baku ke tukang jahit, dia bayar tukang jahitnya, diambil barangnya, itu proses yang terjadi selama ini, dan kita akhirnya impor juga barang tersebut," jelas Arya.
Baca: Resmi Rawat Pasien, Menteri Erick Thohir Tinjau Persiapan Laboratorium Deteksi Covid-19
Baca: Erick Thohir Jelaskan Tujuan BUMN Dirikan Perusahaan Patungan dengan BUMDes Rembang
Ia menambahkan, Erick Thohir sudah meminta Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), untuk membuat ventilator atau mesin yang digunakan untuk membantu pernapasan.