News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

FAKTA-FAKTA soal Kasus Telur Infertil: Ciri-ciri hingga Peternak Mengadu ke Jokowi

Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang telur saat merapikan dagangannya di kios Kebayoran lama, Jakarta Selatan, Sabtu (2/5/2020). Selama musim pandemi virus covid 19 membuat harga telur terus mengalami penurunan yang biasanya di jual Rp 26 ribu per kg turun menjadi Rp 23 ribu per kg.

5. Cerita peternak yang mengadu ke Jokowi

Para peternak unggas di Blitar, Jawa Timur, mengaku terancam bangkrut dengan maraknya telur infertil di masyarakat akhir-akhir ini.

Satu diantara peternak unggas yang merupakan Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Koperasi Putera), Sukarman, memberanikan diri untuk mengirim surat ke Presiden Jokowi.

"Saya memberanikan diri mengirim surat ke Pak Presiden," kata Sukarman, dikutip dari Kompas.com.

Dalam surat tertanggal 13 Mei 2020 tersebut, ia meminta kepada pemerintah untuk menindak tegas oknum di balik peredaran telur infertil.

Ia juga mengatakan bahwa sehari setelah mengirim surat tersebut, banyak penjual telur infertil yang ditangkap oleh pihak berwajib.

"Sehari setelah kirim surat, banyak penjual telur infertil yang ditangkapi. Di Jawa Tengah, di Bogor banyak yang ditangkapi," ungkapnya.

Semenjak penindakan tersebut, para peternak ayam petelur di Blitar, mengaku bisa bernafas lega karena harga jual telur layer sudah kembali normal.

"Sekarang (harganya) normal. Sesuai HPP Permendag, yaitu batas bawah Rp.19.000 dan batas atas Rp 21.000," ujar Sukarman.

Ia juga mengatakan bahwa khawatir akan gulung tikar.

Tuturnya, semenjak telur infertil marak beredar, harga telur layer menjadi anjlok.

Kondisi tersebut membuat Sukarman dan sejumlah peternak unggas di koperasinya terancam gulung tikar.

"Dampaknya, telur layer jatuh, sampai Rp 11.000," kata Sukarman.

6. Layak konsumsi tapi cepat membusuk

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita menjelaskan bahwa telur infertil layak konsumsi.

Namun telur HE leih cepat membusuk karena berasal dari ayam betina yang sudah dibuahi pejantan.

"Terkait telur HE sebenarnya pada aturan yang ada adalah integrator (perusahaan breeding) tidak boleh memperjualbelikan telur itu."

"Walaupun sebenarnya telur tersebut layak dikonsumsi," jelas Ketut yang Tribunnews.com kutip dari Kompas.com.

Dikarenakan cepat membusuk, telur HE tidak bisa dijual di pasar, mengingat distribusi telur yang bisa sampai berhari-hari hingga ke tangan konsumen.

Idealnya, telur HE harus segera dikonsumsi tak lebih dari seminggu setelah keluar dari perusahaan pembibitan atau integrator.

"Terkait telur HE mungkin saja oleh integrator breeding niatnya telur HE dimusnahkan atau dibagikan ke orang atau masyarakat miskin sebagai CSR, tapi oleh oknum tertentu mungkin saja diperjualbelikan," ujarnya.

(Tribunnews.com/Renald)(Kompas.com/Muhammad Idris/M Agus Fauzul Hakim)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini