"Pekerjaan yang paling buruk di dalam kehidupan manusia itu adalah menjadi buzzer, karena dia sekaligus dungu, sekaligus jadi pengendus sekaligus jadi budak dari kedunguannya sendiri," ujarnya.
UAS kemudian menanyakan soal akal sehat para buzzer tersebut.
Baca: Bintang Emon Diserang setelah Bahas Kasus Novel, Ali Ngabalin: Siap Mengkritik, Harus Siap Dikritik
"Buzzer ini ada nggak akalnya bung Rocky?" tanya UAS.
Menurut Rocky, para buzzer hanya meminjam akal, sehingga tidak tahu fungsi dari akal itu sendiri.
"Ada, buzzer itu suka pinjam akal, tapi karena dia pinjam dia nggak tahu fungsi dari akal itu, kalau akalnya dia sendiri kan dia tahu fungsinya."
"Bisa saja dia pinjam akal yang lebih buruk dari akalnya itu," terangnya.
UAS mengatakan, selama ini, buzzer kerap kali menyerang para ulama termasuk dirinya di media sosial.
Namun, lantaran jumlah pengikut ulama di media sosial tidak sebanyak artis, maka serangan tersebut hanya dianggap angin lalu.
Begitu juga saat buzzer menyerang kritikus seperti Rocky Gerung.
Baca: Tanyakan soal Kasus Novel Baswedan ke Hotman Paris, UAS: Masa Bangun Pagi Beli Air Keras
"Ketika buzzer mengkritik ulama mungkin followers ulama tidak begitu banyak di dunia maya."
"Ketika buzzer menyerang kritikus atau seperti bung Rocky Gerung mungkin tidak sebesar komika karena mereka artis, banyak pengikut, apa yang terjadi sebenarnya?" tanya UAS.
Rocky menuturkan, seharusnya buzzer mengklasifikasi siapa saja tokoh yang efektif untuk diserang di media sosial.
"Buzzer itu kan seharusnya paling nggak dia mampu bikin klasifikasi, siapa yang efektif untuk diserang."
"(Harusnya) dia serang satu tokoh akarnya maka pohonnya goyang, pohonnya rubuh dahannya kering lalu daunnya gugur."