News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Berpotensi Kembali Terinfeksi, Pasien Sembuh Covid-19 Tetap Wajib Patuhi Protokol Kesehatan

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DONOR PLASMA KONVALESEN - Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Surabaya memberikan layanan donor plasma konvalesen yang dilakukan secara sukarela oleh dua warga Kota Surabaya, Selasa (30/6). UDD PMI Kota Surabaya, secara resmi telah membuka layanan donor plasma konvalesen, yang memang secara spesifik dan khusus dilakukan oleh mereka yang sudah dinyatakan sembuh dari status positif Covid-19. Plasma konvalesen merupakan terapi yang diberikan kepada pasien Covid-19 kondisi berat. Terapi ini membutuhkan plasma darah dari pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Beberapa syarat diantaranya harus sudah negatif Covid-19, memiliki kadar antibodi yang cukup, dan memenuhi persyaratan untuk donor darah. Misalnya, darah tidak mengandung malaria, HIV, maupun hepatitis. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

Laporan Reporter Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Kolonel CKM Soroy Lardo menjelaskan bahwa penelitian virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih berjalan sampai saat ini sehingga bagi pasien yang telah sembuh, masih ada potensi terinfeksi dan positif kembali. 

"Proses keilmuan (virus SARS-CoV-2) sampai saat ini masih kita teliti. Kalau seorang pasien sudah sembuh, kemungkinan terinfeksi dan positif kembali masih mungkin," jelas Soroy dalam siaran pers BNPB, Kamis, (2/7/2020).

Melihat peningkatan signifikan kasus positif COVID-19, Soroy mengingatkan kembali bahwa yang terpenting sebenarnya adalah mengembangkan pola hidup bersih dah sehat berkonsep high vigilance atau konsep kewaspadaan tinggi pada masyarakat yang harus terus ditanamkan. 

Perilaku baru seperti social distancing, physical distancing,  penggunaan masker, cuci tangan sesering mungkin adalah kondisi yang akan membentuk kultur baru masyarakat yang dapat mencegah penularan Covid-19.

Bagi pasien sembuh Covid-19 juga tetap harus mematuhi protokol kesehatan karena potensi terjangkit atau terinfeksi kembali masih sangat mungkin terjadi.

Baca: Pasien Covid-19 Asal Surabaya Akan Diterbangkan ke Batam dan Dirawat di RSKI Pulau Galang

"Walaupun sudah sembuh, harus tetap menjalankan protokol kesehatan," tegas Soroy.

Soroy juga menjelaskan kriteria pasien sembuh dan pola perawatan pasien Covid-19 yang dilakukan RSPAD Gatot Soebroto. Soroy mengungkapkan bahwa virus SARS-CoV-2 memiliki keunikan atau karakteristik dalam menginfeksi tubuh dan variasi penularannya. 

Baca: Remdesivir Diborong AS, Obat yang Dinilai Sembuhkan Pasien Covid-19 Ini Dipatok Rp 44 Juta

Pada perjalanan awal penanganan pasien Covid-19 RSPAD Gatot Subroto mendapatkan pasien dengan komplikasi berat dan saat ini telah beralih ke praktek harian, seperti penanganan pasien cenderung tidak berat tapi ada komorbit atau penyakit kronis rentan Covid-19, pasien yang mau melahirkan tapi terinfeksi Covid-19 , pasien cuci darah tapi terinfeksi Covid-19. Kemudian pihak rumah sakit merawat dan memantau perkembangan kondisi pasien secara berkala.

Baca: Robot Ini akan Bantu Penanganan Pasien Covid-19 di RS Royal Surabaya

Pasien yang melalui perjalanan penyembuhan dari kondisi berat kemudian kondisi baik dan rawat jalan didukung perubahan klinis ketika pasien mampu melakukan suatu adaptasi dengan hasil tes swab dua kali negatif baru dapat dikatakan pasien Covid-19 telah sembuh.

"Kita melihat pasien Covid-19 yang melalui perjalanan penyembuhan dari kondisi berat kemudian kondisi baik dan rawat jalan, kemudian terjadi perubahan klinis ketika pasien mampu melakukan suatu adaptasi secara mandiri lalu dengan hasil tes swab dua kali negatif, artinya pasien tersebut telah sembuh," ujarnya.

Soroy juga menjelaskan rata-rata perawatan pasien positif Covid-19 bervariasi tergantung dari kondisi pasien tersebut. Pasien dengan komorbit tertentu akan mendapatkan perawatan yang cukup lama.

Sedangkan untuk pasien tanpa komorbit, perawatan yang telah dievaluasi bisa sampai dua minggu perawatan. 

RSPAD Gatot Subroto memiliki dua jenis Unit Gawat Darurat (UDG), yaitu UGD biasa dan UGD Disaster yang digunakan khusus penanganan pasien Covid-19.

Setelah pasien Covid-19 masuk ke UGD Disaster, tim medis menentukan risk assesment atau penilaian risiko pasien.

Jika pasien memiliki komorbit dan dalam kondisi berat, dari awal pihak rumah sakit memberikan informasi kepada keluarga pasien bahwa pasien tersebut akan dirawat di ruang ICU tekanan negatif. Jika pasien tersebut kondisinya sedang dan ringan tentunya akan mendapatkan perawatan di ruang rawat biasa. 

"Dari setiap perawatan terutama pasien dengan komorbit, perlu diperhatikan komorbitnya terkontrol atau tidak. Jika terkontrol, maka akan kita lakukan pematauan dengan mengetahui perjalan klinis daripada Covid-19 yang disebut virulensi dari masa inkubasi, yang umumnya per hari harus kita awasi terlebih dengan adanya komorbit."

"Umumnya pada beberapa penelitian, pada hari ke lima atau enam bisa terjadi kondisi yang kurang diprediski oleh kita sehingga kondisi pasien bisa jadi memberat," kata dia.

"Namun pada konteks ini kita akan memberikan pelayanan terbaik dengan sesuai standar terapi yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan serta perhimpunan dan tentunya akan selalui kita komunikasikan kepada pasien," ujar Soroy

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini