News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sapardi Djoko Damono Meninggal

Sapardi Djoko Damono Akan Dimakamkan di TPU Giritama Bogor, Pelayat Tak Diizinkan ke Pemakaman

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyair Sapardi Djoko Damono dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020) pagi ini sekitar pukul 09.17 WIB.

Sebelum dikabarkan meninggal dunia, Sapardi sempat mengunggah karya novelnya di Instagram.

"(WORK IN PROGRESS) Barangkali hidup adalah doa yang panjang dan sunyi adalah minuman keras."

"Ia mengangguk, entah kepada siapa."

Profil Sapardi Djoko Damono

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono atau biasa dipanggil dengan singkatan namanya, SDD merupakan sastrawan kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940.

Kecintaan Sapardi dengan sastra dan tulisan telah dipupuk sejak muda.

Di jenjang SMP hingga SMA, Sapardi sering menulis cerpen dan mengirimkannya ke majalah.

Bakatnya ini lantas semakin berkembang ketika menempuh perkuliahan Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Baca: Sastrawan Sapardi Djoko Damono Tutup Usia, Ini Profil dan Sederet Karyanya yang Terkenal

Baca: Sastrawan Sapardi Djoko Damono Meninggal Dunia, Fiersa Besari: Patah Hati Terdalam dari Kami

Sapardi Djoko Damono dalam wawancara di gedung Kompas Gramedia, Jakarta Pusat, Jumat (27/10/2017). (Tribunnews.com/Nurul Hanna)

Saat masih mengajar di Universitas Indonesia, Sapardi sempat menjadi redaktur majalah Horison, Basis, Kalam, Pembinaan Bahasa Indonesia, Majalah Ilmu-ilmu Sastra Indonesia, dan country editor majalah Tenggara di Kuala Lumpur.

Dikutip dari Wikipedia, saat ini SDD aktif mengajar di Sekolah Pascasarjana IKJ sembari menulis fiksi dan nonfiksi.

Sapardi menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai satu putra dan satu putri.

Sajak dan puisi Sapardi telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Beberapa karyanya yang populer antara lain Aku Ingin, Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulan di Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani/Widyadewi Metta Adya Irani) (Kompas.com/Wahyu Adityo Prodjo/Singgih Wiryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini