"Waktu saya mau mendirikan Tempo saya tanya, riset Pak Ojong apa? dia bilang kalau mau bikin Majalah Tempo harus bekerja 7 hari 24 jam, dan betul, etos kerja itu memang harus ditegakkan kalau mau bikin majalah seperti Tempo, sampai sekarang pun masih. Itu pegangan dari Pak Ojong," kata Gunawan.
Dalam nilai kehidupan, Gunawan sangat mengenal sosok PK Ojong sebagai pribadi yang sederhana.
Saat itu PK Ojong tinggal di Jalan Slamet Riyadi Jakarta Timur.
Ia juga melihat sosok PK Ojong pribadi yang tidak mementingkan kehidupan pribadinya.
PK Ojong, lanjut Gunawan, meski memiliki jabatan tinggi ketika menjabat redaktur di Majalah Star Weekly, selalu mengedepankan kesetaraan.
Ia tak pernah memandang rendah bawahannya.
Baca: Teladani Ajaran PK Ojong, Liliek Oetama Berharap Koran Kompas Bisa Bertahan Saat Pandemi Covid-19
Konsep kesetaraan antara atasan dan bawah inilah yang kemudian dicontoh dan diterapkan Gunawan di redaksi Majalah Tempo, hingga kini.
"Ada kesetaraan dalam manajemen itu memperkuat tim. Jadi itu yang terus saya pakai, bahkan di Tempo saat ini pimpinan redaksi itu bukan dewa. Bisa salah, boleh dibantah, bisa diketawain, bisa diajak diskusi," tutur Gunawan.
Sebagai informasi, tepat pada 25 Juli 2020, merupakan peringatan 100 tahun PK Ojong.
PK Ojong lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 25 Juli 1920.
Pendiri Kompas Gramedia itu meninggal pada 31 Mei 1980 pada usia 59 tahun.