TRIBUNNEWS.COM - Berikut kisah hari raya Idul Adha, lengkap dengan panduan pelaksanaan hari raya Idul Qurban selama pandemi Covid-19.
Hari Raya Idul Adha merupakan hari raya umat muslim yang dirayakan setiap 10 Dzulhijjah.
Idul Adha juga disebut dengan “Hari Raya Haji”, waktu ketika kaum muslim yang sedang menunaikan haji yang utama, yaitu wukuf di Arafah.
Dilansir jabar.kemenag.go.id, Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban diperingati karena Allah memberi kesempatan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Idul Adha dinamai juga “Idul Nahr” yang artinya hari raya penyembelihan.
Hal ini untuk memperingati ujian paling berat yang menimpa Nabi Ibrahim.
Kesabaran dan ketabahan Ibrahim dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan, Allah memberinya sebuah anugerah, sebuah kehormatan “Khalilullah” (kekasih Allah).
Dalam kitab “Misykatul Anwar” disebutkan bahwa konon, Nabi Ibrahim memiliki kekayaan 1.000 ekor domba, 300 lembu, dan 100 ekor unta.
Ketika Ibrahim ditanya oleh seseorang “milik siapa ternak sebanyak ini?”
Maka dijawabnya “Kepunyaan Allah, tapi kini masih milikku, sewaktu-waktu bila Allah menghendaki, aku serahkan semuanya, jangankan cuma ternak, bila Allah meminta anak kesayanganku Ismail, niscaya akan aku serahkan juga.”
Kemudian Allah menguji iman dan taqwa Nabi Ibrahim melalui mimpinya yang haq, agar ia mengorbankan putranya yang kala itu masih berusia 7 tahun.
Kisah ini tertulis dalam Al-Qur’an:
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Ibrahim berkata, “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “.