"Fokusnya pada fase satu ini adalah untuk memantau efek samping atau keamanan, tapi kita bisa juga memantau respon imunnya," kata dia.
Bila hasilnya baik, maka dapat melangkah ke fase kedua. Namun jika hasilnya tidak sesuai maka tidak bisa lanjut ke fase dua.
Harus dilakukan evaluasi kembali sampai menemukan masalahnya, lalu setelah itu proses fase satu akan diulang kembali.
"Nanti kalau sudah menemukan masalahnya, maka kita mulai kembali pada fase satu lagi," kata dia.
Baca: Banyak Versi Vaksin Covid-19 Bermunculan, Masyarakat Diimbau Sabar dan Ekstra Hati-hati
Fase Dua
Jika hasil fase satu telah sesuai, maka bisa berlanjut ke fase ke dua.
Di fase ke dua ini, peneliti sudah melakukan perhitungan tingkat imunogenisitas dari vaksin tersebut.
Imunogenisitas yakni kemampuan vaksin tersebut membentuk antibodi terhadap virus.
"Itu menggunakan rumus tertentu, biasanya jumlah subjeknya itu sekitar 100-500 tergantung poin dari penelitian tersebut," terangnya.
Pada fase ini, subjek akan dipantau bagaimana respon imun yang ditimbulkan oleh vaksin tersebut.
"Jadi nanti kita lihat akan diambil darahnya, kita lihat sebelum imunisasi bagaimana antibodi terhadap antigen yang ada di dalam vaksin tersebut, misalnya vaksin covid-19, sebelum imunisasi apakah ada terbentuk antibodinya, apakah naik (antibodinya) kalau sebelumnya sudah ada."
"Disitu kita sudah mulai mengevaluasi terbentuknya antibodi. Kalau tadinya subjeknya jumlahnya 500, dari jumlah tersebut berapa orang yang terbentuk antibodinya dengan baik," lanjutnya menerangkan.
Sampai dengan tahap dua ini, terkait keamanan atau tingkat safety dari produk vaksin juga masih tetap dipantau.