أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – بَعَثَهُ وَأَوْسَ بْنَ الْحَدَثَانِ أَيَّامَ التَّشْرِيقِ فَنَادَى: أَنَّهُ لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلاَّ مُؤْمِنٌ . وَأَيَّامُ مِنًى أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ.
Artinya: Bahwasannya Rasulullah SAW mengutus Ka'ab da Aus bin Al Hasadasan pada hari-hari Tasyrik. Lalu beliau memanggul (seraya mengatakan) bahwa tidak ada yang dapat masuk surga kecuali orang mukmin, dan hari-hari Mina (hari Tasyrik) adalah hari-hari makan dan minum. (HR.Muslim)
Hadis-hadis tersebut sangat jelas menggambarkan bahwa pada hari Iduladha dan tiga hari setelahnya yang disebut hari Tasyrik adalah hari dilarang berpuasa.
Ustaz Muhajir menjelaskan lagi, pada masa itu (hari Tasyrik) masih disunahkannya untuk menyembelih hewan kurban.
Oleh karena itu, umat Islam seluruhnya, baik kaya atau miskin akan menyantap daging hewan kurban tersebut.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Mengapa Hari Tasyrik Dilarang untuk Berpuasa? Berikut Penjelasannya Menurut Syariat Islam"
(Tribunnews.com/Fajar)(TribunJogja.com/Nanda Sagita Ginting)