Nadiem sudah sukses menjadi pengusaha dan banyak melakukan terobosan-terbosan di dunia pendidikan.
"Saya percaya Bung Nadiem sudah selesai dengan dirinya sendiri. Mas Nadiem ini bagaimana melakukan perubahan meski tak mudah dan banyak tantangan. Tapi kami mendukung sepenuhnya, dan kami percaya Nadiem sebagai menteri akan membawa suatu perubahan positif. Saya pikir kalau setiap tahun saja ada 10 sampai 15 Nadiem Nadiem baru maka Indonesia akan melakukan lompatan," puji Ara.
Hal ketiga terkait pendidikan, sambung Maruarar, adalah kerjasama. Hal ini juga sudah terjadi di dunia politik ketika Jokowi dan Prabowo bermetamorfosis dari seorang politisi menjadi negarawan.
Keduanya tahu kapan waktunya berkompetisi dan tahu kapan waktunya bekerjasama dalam membangun bangsa dan negara. Keduanya juga menegajarkankan bagaimana yang menang tidak sombong, sementara yang kalah tetap sportif.
"Dengan kerjasama juga, bisa saja Grab dan Gojek sama-sama bersatu. Ini akan luar biasa. Itu pikiran-pikiran saya. Dan tak mungkin tak terjadi terjadi, dari persaingan menjadi persatuan dan bekerjasama," ungkap Ara.
Hal keempat soal pendidikan, sambung Maruarar, adalah soal metode pengajaran di tengah pandemi yang tetap sehat dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Maruarar pun yakin Nadiem sudah merumuskan hal ini.
Diketahui, peserta Webinar ini banyak dihadiri oleh stakeholders pendidikan selain aktivis dan media.
Selain dihadiri para guru, juga dihadiri banyak orang tua dan murid dari banyak daerah di Indonesia. Bahkan anak kelas SD dari Magelang bernama Sesya pun diberi kesempatan bertanya kepada Nadiem Makarim.