News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PAN Reformasi

Dulu Amien Rais Pernah Nazar Jalan Kaki dari Yogya ke DKI, Kini Anaknya Mau Berenang dari NTT ke DKI

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Amien Rais dan anaknya Mumtaz Rais. (Foto: Kolase)

Dalam video tersebut, Amien menyatakan bahwa isu dirinya pernah menyebut Prabowo sebagai dalang kasus 1998 adalah pernyataan yang dibuat-buat.

"Saya tantang, kalau Anda bisa cari kembali potongan koran media cetak yang saya ngomong seperti itu, atau rekaman radio, atau rekaman televisi yang berkata seperti itu."

"Saya akan jalan kaki Jakarta-Yogya bolak balik, kalau perlu sambil engklek. Saya enggak seperti itu. Insya Allah saya enggak pernah nuduh Prabiwo yang begitu, enggak," kata Amien.

Ternyata, bukti bahwa Amien pernah meminta Prabowo diadili ditemukan kemudian. Tak hanya satu, tapi dua kliping koran.

Pertama, pemberitaan harian Republika tanggal 24 Juni 1998. Berita tersebut menjadi headline dengan judul "Amien Rais: Prabowo harus Dimahmilkan".

Bukti kedua yakni potongan berita harian Kompas edisi 4 Agustus 1998. Di dalamnya, surat kabar tersebut mengutip pernyataan Amien yang menuduh Prabowo sebagai salah satu yang bertanggung jawab dalam kasus penculikan 1998.

Amien yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah berharap Prabowo akan mengungkapkan semua yang diketahuinya kepada DKP dan tidak menyembunyikan sesuatu pun tentang kasus penculikan aktivis.

"Saya minta Saudara Prabowo jangan menyembunyikan fakta sepotong pun," tegas Amien seusai berbicara di hadapan Indonesian Executive Circle, di Jakarta, saat itu.

Amien mengatakan, selain Prabowo, tentu ada orang lain yang lebih bertanggung jawab dalam kasus penculikan ini.

"Saya tahu Pak Prabowo harus bertanggung jawab, tapi ada yang lebih bertanggung jawab. Menurut peraturan tentara, tidak ada perwira yang bertindak sendiri. Atasannya mesti tahu," ujar Amien.

Tidak terwujud

Mumtaz juga meyakini bahwa partai politik baru yang akan dibentuk sang ayah tidak akan terwujud.

"Mengapa? Karena PAN Reformasi ini alih-alih akan terbentuk serta dideklarasikan, malah yang ada nyungsep sebelum tumbuh," kata Mumtaz.

Mumtaz optimistis PAN Reformasi tak akan terbentuk karena tidak ada anggota dewan ataupun kepala daerah yang membicarakan rencana adanya partai baru tersebut.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini