Usman memaparkan, Amnesty International menemukan setidaknya ada 7.000 tenaga kesehatan yang meninggal akibat terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia.
Negara dengan jumlah kematian tenaga kesehatan tertinggi adalah Meksiko sebanyak 1.320 orang.
Lalu, Amerika Serikat sebanyak 1.077 orang, India 573 orang, Brazil 324 orang, dan Afrika Selatan 240 orang.
Menurut Usman, dalam sudut pandang hukum internasional, setiap negara wajib memastikan warganya terlindungi, termasuk para tenaga kesehatan.
"Khusus terhadap penanganan Covid, negara-negara diwajibkan untuk menempuh segapa upaya maupun langkah-langkah yang efektif dalam pencegah penularan wabah maupun juga dalam melindungi para tenaga kesehatan," jelasnya.
Covid-19 bukan konspirasi
Perwakilan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Eva Sri Diana mengatakan, banyaknya tenaga kesehatan yang gugur akibat Covid-19 menunjukkan bahwa virus corona bukan konspirasi.
Untuk itu, ia meminta masyarakat selalu waspada terhadap bahaya Covid-19.
Selain itu, juga agar tidak lagi menganggap pandemi Covid-19 sebagai konspirasi yang menguntungkan para tenaga kesehatan.
"Ratusan nakes yang gugur menunjukkan bahwa Covid-19 itu bukan konspirasi kami para dokter, bukan konspirasi kami para tenaga kesehatan."
"Tetapi itu adalah fakta yang memang harus kita hadapi bersama," kata Eva, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
Eva mengungkapkan, para dokter selalu merasa teriris hatinya setiap kali mendengar kabar ada rekan sejawatnya yang gugur akibat Covid-19.
Kendati demikian, para dokter tidak boleh gentar melawan Covid-19, meski ancaman Covid-19 sangat nyata.
Sebab, para dokter telah terikat pada sumpah dan etika profesi dokter.