Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Jaringan Gusdurian sekaligus Putri Presiden Ke-4 Republik Indonesia Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid menilai isu kebangkitan PKI adalah propaganda yang tidak laku.
Alissa menilai hal tersebut berdasarkan hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk Sikap Publik Isu Kebangkitan PKI yang dirilis secara virtual pada Rabu (30/9/2020).
Survei tersebut sendiri menyimpulkan di antaranya warga yang setuju bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI relatif tidak terlalu banyak dan jumlahnya tetap dari waktu ke waktu.
"Stabil artinya bisa kita bunyikan datanya bahwa ini propaganda yang tidak laku. Nyatanya begitu-begitu saja. Munculnya sekitar Agustus, September atau menjelang pilkada. Atau stigma ke kelompok masyarakat terutama yang melawan apalagi terkait konflik agraria. Konflik yang berkaitan dengan sengketa industri atau bisnis. Lebih menukik lagi kalau keterkaitan dengan aparat keamanan, baik kepolisian atau TNI," kata Alissa pada Rabu (30/9/2020).
Namun demikian Alissa mengaku sedih membaca hasil survei tersebut.
Hal itu karena menurut Alissa secara jumlah masyarakat yang meyakini adanya kebangkitan PKI tidak berkurang.
"Jadi isu PKI ini musiman, musim Pilkada, musim kontekstual, dan Agustus, September. Kemudian stabil itu saya membacanya menyedihkan. Berarti tidak berkurang. Artinya ada proses kontestasi ide yang mungkin, kita berharap restorative justice yang lebih menguat. Kita belum cukup kuat mengimbangi gerakan mereka," kata Alissa.
Sebelumnya Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei berjudul Sikap Publik Atas Isu Kebangkitan berdasarkan temuan survei nasional yang dislenggarakan pada 23 sampai 26 September 2020.
Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas menyampaikan sejumlah kesimpulan dari survei tersebut secara virtual pada Rabu (30/9/2020).
"Kesimpulannya saya bacakan saja, bahwa warga yang setuju bahwa sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI ini relatif tidak terlalu banyak dan tetap dari waktu ke waktu. Hanya 36 persen yang tahu pendapat sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI di tanah air. Dari yang tahu, sekitar 36 persen atau 14 persen dari populasi setuju dengan pendapat tersebut dan 61 persen atau 22 persen dari populasi tidak setuju," kata Sirojudin.
Ia juga menyampaikan temuan survei nasional dari Juni 2016 sampai September 2020 memperlihatkan bahwa warga yang setuju dengan isu sekarang sedang terjadi kebangkitan PKI tidak banyak berubah yakni hanya berkisar 10 sampai 16 persen.
Sebanyak 46 persen warga juga percaya bahwa isu kebangkitan PKI dihembuskan pihak tertentu untuk kepentingan tertentu dan sebetulnya tidak nyata.
"Hanya 22 persen yang percaya bahwa kebangkitan PKI itu nyata adanya," kata Sirojudin.