TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bareskrim Polri mengaudit rekening cleaning service (CS) Kejaksaan Agung yang diduga memiliki saldo Rp 100 juta di rekening tabungannya.
Sosok cleaning service itu mulai terungkap.
Pria bernama Joko Prihatin itu dikaitkan dengan insiden kebakaran Gedung Kejagung.
Sebab bukan hanya memiliki rekening gendut, Joko Prihatin juga diduga memiliki akses ke lantai 6 yang menjadi titik awal kebakaran.
"Kemarin penyidik telah melakukan audit itu. Namun karena ini sudah masuk materi penyidikan, saya tidak bisa sampaikan. Mohon maaf," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Baca: Kehidupan Jaksa Pinangki Terkuak, Nikahi Eks Petinggi Kejaksaan Meski Beda 41 Tahun, Apa Alasannya?
Sementara, Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Ferdy Sambo mengungkapkan, penyidik juga telah mendatangi Kantor BRI dan Bank Mandiri, untuk meminta rekening koran milik Joko Prihatin selama 5 tahun terakhir.
"Penyidik gabungan Polri dan yang bersangkutan datang ke kantor pusat Bank BRI dan Bank Mandiri, untuk meminta printout rekening koran 5 tahun ke belakang," jelasnya.
Kejaksaan Agung sebelumnya mengklarifikasi isu soal pendampingan mantan Jaksa Agung Muda (JAM) kepada petugas cleaning service atau office boy (OB), dalam pemeriksaan saksi terkait kasus kebakaran Gedung Kejagung.
Menurut Kapuspenkum Kejagung Hari Setiyono, itu bukanlah pendampingan.
"Pengertian mendampingi itu tadi dia diperiksa itu didampingi."
"Ini yang kemarin adalah proses penyelidikan supaya lancar memberikan keterangan seluas-luasnya."
"Maka fungsi pengamanan organisasi mengamankan itu," kata Hari di Badan Diklat Kejaksaan Agung, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).
Hari mengatakan, yang melakukan tugas itu adalah bagian bidang intelijen.
Di sana, ada yang namanya Tim Pengamanan Sumber Daya Organisasi (PAM SDO).
"Artinya pejabat terdahulu sudah berganti dengan jabatan sekarang."
"Maka PAM SDO mendapat perintah dari pejabat atau atasan yang bersangkutan untuk selalu memposisikan pengamanan suber daya organisasi," jelasnya.
Sehingga, kata Hari, tak mungkin PAM SDO bekerja untuk mantan pimpinannya.
"Dan itu selalu kami lakukan ketika terkait dengan institusi."
"Kan semuanya ingin berjalan lancar, enggak ada yang mengganggu dan lain sebagainya. Bukan mendampingi loh ya," terangnya.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono menjelaskan isu office boy Kejagung punya rekening Rp 100 juta, dalam kasus kebakaran Gedung Kejagung.
Menurut Hari, ada dua kemungkinan soal OB berekening 'gendut' tersebut.
"Seorang OB ini melakukan pekerjaannya di Kejaksaan itu ada dua."
"Bisa jadi dia merupakan karyawan sebuah perusahaan yang memang dia bekerja untuk cleaning service.
"Artinya dia berada di bawah satu perusahaan yang kontrak dengan kejaksaan," kata Hari di Badan Diklat Kejagung, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (30/9/2020).
Kemungkinan kedua, lanjut Hari, memang ada OB yang diberi honor oleh pihak Kejagung.
"Nah, bagaimana posisi cleaning service kami ini, tentu nanti kita tunggu ya posisinya seperti apa," lanjutnya
Dirinya bisa memahami dugaan masyarakat pasti macam-macam.
"Yang jelas antara kejadian dugaan sebagaimana disampaikan oleh Pak Kabareskrim dan Pak Jampidum, apakah sengaja atau lalai, inilah yang kita tunggu selama proses penyidikan."
"Jadi kaitan rekening kaitannya terjadinya kebakaran."
"Nah, oleh karena itu, supaya tidak mempunyai persepsi yang berbeda, kita tunggu," paparnya.
Sebelumnya, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyebut pihaknya bersama kepolisian telah mengusut saksi cleaning service secara mendalam, terkait kebakaran Gedung Kejaksaan Agung.
Apalagi, yang bersangkutan dikabarkan memiliki uang di atas Rp 100 juta di rekeningnya, dan dapat mengakses lantai 6, yang merupakan titik kebakaran.
"Adanya informasi rekening-rekening, mohon izin."
"Ini sudah di dalami oleh penyidik Kabareskrim, tentang adanya rekening."
"Katanya Rp 100 juta yang tidak sesuai dengan pendapatannya," kata Burhanuddin saat rapat dengan Komisi III DPR secara virtual di Jakarta, Kamis (24/9/2020).
Menurut Burhanuddin, kejaksaan sejak awal telah membentuk posko bersama untuk mengungkap penyebab kebakaran gedung, yang diduga merupakan kelalaian.
"Kalau memang ada itu kesengajaan atau kelalaian, saya mengharapkan adanya tersangka itu," ucap Burhanuddin.
Saat rapat, anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan meminta Jaksa Agung berhati-hati terkait adanya saksi cleaning service yang bekerja di lantai bawah, tetapi bisa sampai ke lantai 6.
"Tolong bapak hati-hati, ada tidak manipulasi keterangan, Jaksa Agung harus curiga."
"Cleaning service ini ditengarai bukan hanya cleaning service, bisa berbuat sesuatu."
"Dicek juga rekening uangnya di atas Rp 100 juta."
"Apa benar kalau diperiksa didampingi anak buahnya mantan Jaksa Agung Muda?"
"Apa benar ada penampilan baru, yang bersangkutan dibotakin, kalau dibotakin, hati-hati Pak, mau cek DNA rambutnya sudah plontos," sambung politikus PDIP itu.
Sementara, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum Kejagung Fadil Zumhana mengatakan, pihaknya memang melakukan pendampingan terhadap saksi, termasuk cleaning service yang dapat mengakses ke lantai 6.
"Kami dampingi (saksi), sampai cleaning service-nya kami dampingi, supaya yang bersangkutan memberikan keterangan yang terang dan jujur," papar Fadil.
Terkait uang di rekening yang mencapai Rp 100 juta dan bisa ke lantai 6, Fadil menyebut hal ini masih dalam proses penyidikan.
"Nanti itu akan kami bongkar, karena kemarin proses penyelidikan, belum pro justitia."
"Ketika proses penyidikan ini kami minta dari penyidik mengungkap itu dari mana uangnya," paparnya.