KNIL memang tak langsung bertanggung jawab atas pembentukan angkatan bersenjata Indonesia pada masa depan.
Justru, KNIL berperan sebagai musuh selama Revolusi Nasional Indonesia 1945-1949.
Kendati demikian, KNIL telah memberikan andil berupa pelatihan militer dan infrastruktur untuk beberapa perwira TNI pada masa depan.
KNIL juga merekrut orang-orang pribumi di Tanah Air.
Baca: Marsekal Hadi Tjahjanto Tegaskan Komitmen TNI Dukung Segala Upaya Satgas Covid-19
Sementara itu pada 1943, Jepang juga membentuk Pembela Tanah Air (PETA) untuk melawan tentara sekutu.
PETA pada awalnya dibentuk untuk menggalang dukungan lokal bagi kekaisaran Jepang.
Namun, dalam perjalanannya, PETA menjadi sumber daya Republik Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949.
Selain itu berperan dalam pembentukan Tentara Keamanan Rakyat pada 1945.
Pada awal kemerdekaannya, Indonesia sempat tak mempunyai kesatuan tentara.
Pasalnya, Badan Keamanan Rakyat atau BKR, bukanlah tentara sebagai suatu organisasi kemiliteran.
BKR dibentuk dalam sidang PPKI pada 22 Agustus 1945.
Kala itu, BKR berada di bawah wewenang Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah.
Jadi, BKR tak berada langsung di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang dan tak berada di bawah perintah menteri pertahanan.
BKR juga disiapkan untuk memelihara keamanan setempat.
Hal itu dilakukan agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia menyiapkan diri untuk memulai peperangan terhadap sekutu.
Akhirnya, pada 5 Oktober 1945 melalui Maklumat Pemerintah, BKR diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat atau TKR.
BKR Darat, Laut, hingga Udara pun mulai menyesuaikan penamaannya.
TKR menjadi semakin kuat lantaran memasukkan para mantan anggota PETA.
Setelah itu, TKR sempat diubah jadi Tentara Keselamat Rakyat, lalu diubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 1946.
Barulah pada 3 Juni 1947, Presiden Sukarno mengubah nama TRI menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
TNI adalah gabungan dari TRI dan berbagai tentara elemen-elemen rakyat lainnya.
Adalah Jenderal Soedirman yang menjadi Panglima Besar pertama TNI.
Sejak 1959, tanggal 5 Oktober ditetapkan sebagai Hari Angkatan Perang, yang saat ini disebut sebagai Hari Tentara Nasional Indonesia.
TNI memiliki sejarah panjang hingga sampai sekarang.
Dari masa demokrasi terpimpin hingga orde baru, TNI pernah digabungkan dengan Polri.
Penggabungan tersebut menjadi ABRI atau Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
Namun, berdasarkan Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI dan Polri dan Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan peran Polri, dilakukan pemisahan peran TNI dan Polri.
Pada 30 September 2004 disahkan Rancangan Undang-Undang TNI oleh DPR yang selanjutnya ditandatangani Presiden Megawati Soekarnoputri pada 19 Oktober 2004. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Inilah Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Terkenal Dijuluki Otak Setan, Sempat Dipandang Sebelah Mata