"Untuk Kompas, ini sungguh tantangan, bagaimana para santri lebih pintar dari suhunya," kata Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini.
"Sepatu Pak Jakob terlalu besar. Kita tidak punya resources seperti yang dimiliki Pak Jakob, baik network politik, financial, juga legitimasi."
"Ibaratnya kita jadi terjepit, sepatu kebesaran dan tantangan lebih rumit," kata Ninok.
Namun, mantan Pemimpin Redaksi Kompas Cyber Media (kini Kompas.com) ini meyakini ada jalan keluar dari segala tantangan.
Baca juga: Berbincang dengan Jakob Oetama Harus Membuka Mata Hati, Mata Batin, dan Mata Nalar
Baca juga: Irwan Berharap Kebaikan Jakob Oetama akan Menjadi Spirit Bagi Keluarga Besarnya dan Kompas Gramedia
"Jika kita bekerja dengan hati tulus, bekerja sebagai ibadah, dan pintar membaca tanda zaman, insyaallah ada jalan keluar," katanya.
Selain Ninok, wartawan senior Kompas lainnya, Trias Kuncahyono, juga ikut angkat suara mengenai keberlangsungan Kompas Gramedia.
Mantan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas memilih jalan untuk menuangkan gagasan-gagasan Jakob Oetama ke dalam sebuah tulisan.
Baginya, tulisan tersebut akan menjadi tabungan bagi para junior yang meneruskan kejayaan Kompas Gramedia.
Dari idenya ini, munculah buku berjudul 'Warisan Sang Pemula' yang berisi segala gagasan yang dikemukakan Jakob Oetama.
"Kalau ada catatan yang pernah disampaikan lalu dituangkan dalam tulisan, itu akan sangat penting bagi tabungan junior," kata Trias dalam diskusi yang sama.
Baca juga: Titiek Puspa Cerita Kesederhanaan Jakob Oetama Semasa Hidup
Baca juga: Jusuf Kalla: Semua Tahu Pak Jakob Oetama adalah Tokoh Media yang Hebat
Menurutnya, pondasi tersebut bisa meneruskan agar bangunan 'Kompas Gramedia' menjadi tetap kuat.
"Buku ini ultimate saya, tertulis sehingga abadi sebagai buku putih, bagi kita sebagai keluarga Kompas sangat berguna."
"Karena gagasan Pak Jakob bukan gagasan Kompas saja, tapi bagaimana membangun Indonesia, membangun toleransi, dan membangun persaudaraan," pungkasnya.
Kepemimpinan Jakob Oetama di Kompas Gramedia diteruskan salah satu putranya, Lilik Oetama, sebagai CEO.