News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bagaimana Nasib Kompas Gramedia Pasca Meninggalnya Jacob Oetama? Ini Kata Wartawan Senior Kompas

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto dari almarhum Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama berada di dekat jenazah saat disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (9/9/2020) malam. Jakob Oetama meninggal dunia di usia 88 tahun setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara akibat gangguan multiorgan, dan rencananya akan dimakamkan di TMP Kalibata pada Kamis (10/9). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

"Untuk Kompas, ini sungguh tantangan, bagaimana para santri lebih pintar dari suhunya," kata Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini.

"Sepatu Pak Jakob terlalu besar. Kita tidak punya resources seperti yang dimiliki Pak Jakob, baik network politik, financial, juga legitimasi."

"Ibaratnya kita jadi terjepit, sepatu kebesaran dan tantangan lebih rumit," kata Ninok.

Namun, mantan Pemimpin Redaksi Kompas Cyber Media (kini Kompas.com) ini meyakini ada jalan keluar dari segala tantangan.

Baca juga: Berbincang dengan Jakob Oetama Harus Membuka Mata Hati, Mata Batin, dan Mata Nalar

Baca juga: Irwan Berharap Kebaikan Jakob Oetama akan Menjadi Spirit Bagi Keluarga Besarnya dan Kompas Gramedia

"Jika kita bekerja dengan hati tulus, bekerja sebagai ibadah, dan pintar membaca tanda zaman, insyaallah ada jalan keluar," katanya.

Selain Ninok, wartawan senior Kompas lainnya, Trias Kuncahyono, juga ikut angkat suara mengenai keberlangsungan Kompas Gramedia.

Mantan Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas memilih jalan untuk menuangkan gagasan-gagasan Jakob Oetama ke dalam sebuah tulisan.

Trias Kuncahyono, wartawan senior Kompas dalam diskusi virtual 'Mengenang 40 Hari Jakob Oetama' yang disiarkan Harian Kompas, Minggu (18/10/2020). (Tangkap layar youtube Harian Kompas)

Baginya, tulisan tersebut akan menjadi tabungan bagi para junior yang meneruskan kejayaan Kompas Gramedia.

Dari idenya ini, munculah buku berjudul 'Warisan Sang Pemula' yang berisi segala gagasan yang dikemukakan Jakob Oetama.

"Kalau ada catatan yang pernah disampaikan lalu dituangkan dalam tulisan, itu akan sangat penting bagi tabungan junior," kata Trias dalam diskusi yang sama.

Baca juga: Titiek Puspa Cerita Kesederhanaan Jakob Oetama Semasa Hidup

Baca juga: Jusuf Kalla: Semua Tahu Pak Jakob Oetama adalah Tokoh Media yang Hebat

Menurutnya, pondasi tersebut bisa meneruskan agar bangunan 'Kompas Gramedia' menjadi tetap kuat.

"Buku ini ultimate saya, tertulis sehingga abadi sebagai buku putih, bagi kita sebagai keluarga Kompas sangat berguna."

"Karena gagasan Pak Jakob bukan gagasan Kompas saja, tapi bagaimana membangun Indonesia, membangun toleransi, dan membangun persaudaraan," pungkasnya.

Kepemimpinan Jakob Oetama di Kompas Gramedia diteruskan salah satu putranya, Lilik Oetama, sebagai CEO.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini