Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Donal Trump dan Joe Biden tengah bersaing menjadi orang nomor satu di Amerika Serikat (AS).
Analis politik UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan pemenang Pilpres AS akan sangat berdampak pada hubungan diplomasi dengan Indonesia.
Menurutnya jika Trump kembali menang, hubungan AS-Indonesia bakal 'kurang mesra'.
Baca juga: Siapa Capres AS yang Menguntungkan RI, Dibayangi Isu Perang Dagang dan Konflik Laut China Selatan
Baca juga: Pilpres AS: Jelang Pemungutan Suara, Toko-toko Mewah di New York Pasang Tripleks, Takut Ricuh?
"Dampaknya (Pilpres AS) itu ke hubungan diplomasi dengan Indonesia. Di bawah Trump, hubungan AS-Indonesia terlihat kurang mesra," ujar Adi, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (3/11/2020).
Adi lantas membandingkan hubungan kedua negara ini saat AS masih dipimpin oleh Barack Obama.
Saat itu Indonesia dan AS masih dapat dikatakan memiliki hubungan yang erat.
Bahkan, saat ini Adi mengatakan Indonesia lebih dekat dengan China daripada dengan AS.
Adi menegaskan jika Trump kembali menjabat, maka hubungan AS-Indonesia diprediksi tak akan berubah seperti lima tahun terakhir.
"Beda dengan saat (dipimpin) Obama, hubungan kedua negara terbilang intim. Indonesia saat ini dilihat publik lebih dekat dengan China ketimbang AS," kata dia.
"Kalau Trump menang sepertinya hubungan AS-Indonesia tak berubah. Ada sedikit harapan kalau Biden yang menang, bahwa hubungan dengan Indonesia kembali sangat mesra," imbuh Adi.
Hal senada juga disampaikan oleh analis politik Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago.
Pangi mengatakan Pilpres AS sangat menentukan kedekatan Indonesia dengan AS. Karena selama Trump menjadi Presiden AS, hubungan dengan Indonesia nampak ada jarak.
"Secara chemistry Indonesia lebih dekat ke China, Trump juga sangat memberi ruang yang besar terhadap China. Jadi kalau nanti yang terpilih Biden, maka peta politik juga bakal berubah," kata Pangi.