Dilanjutkan pada 1960-an, ribuan mahasiswa ikatan dinas dikirim keluar negeri untuk mempersiapkan pembangunan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Presiden Pertama RI itu juga mengirimkan pemuda Indonesia ke Rusia, Polandia, Serbia, Croatia, Ukraina, Ceko, Hungaria, Belarus, Jerman, Azerbaijan, atau Uzbekistan, khusus untuk mempelajari sains, ilmu nuklir, ilmu teknik, metalurgi, hukum, ekonomi dan jurusan lainnya seperti film, teater, kebudayaan, atau politologi.
Bung Karno juga ingin pemuda Indonesia menguasai ilmu pengetahuan agar dapat mewujudkan negara yang berdikari dalam bidang pangan.
"Bung Karno concern pada industrialisasi dan peningkatan produksi beras," kata dia.
Tak berhenti di situ, kata Hasto, segudang karya dan pemikiran dibuat oleh Bung Karno.
Dari perhelatan besar seperti menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika sampai menginisiasi pembuatan Buku Mustika Rasa yang berisikan rempah-rempah Indonesia serta makanan khas nusantara.
Hasto menyampaikan harapannya agar Fakultas Boga UNJ dapat mengedepankan olah makanan khas Indonesia yang telah dipelopori oleh Bung Karno melalui buku Mustika Rasa.
Demikian juga Fakultas Olahraga UNJ, agar terus memperjuangkan olah raga pencak silat diajarkan sejak SD.
"Hal ini guna membangun ketangguhan bangsa bagi hadirnya manusia-manusia Indonesia dengan fisik yang tangguh, sehat jasmani dan rohani," imbuhnya.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Rokhmin Dahuri mengatakan, banyak yang tak menyadari bahwa Presiden Soekarno yang pertama kali meletakkan dasar perencanan pembangunan.
"Bahwa Bung Karno ternyata itu meletakkan dasar-dasar perencanaan pembangunan," ungkap Rokhmin.
Sebagai bukti kecerdasan dan visionernya Sukarno, di mana telah menggagas Pembangunan Nasional Semesta Berencana (PNSB), sekitar 1950-an akhir.
Konsep ini punya arah dan tujuan yang jelas yang bercita-cita mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Menurut Rokhmin, ini masih sangat relevan diterapkan sampai sekarang.
"Beliau sudah menggagas yang namanya Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dan kalau saya bedah, ini sangat related sampai sekarang," jelas Rokhmin.