Sehingga ada baiknya, Presiden Joko Widodo untuk segera merangkul kembali semua elemen masyarakat, tidak peduli profesi, agama, suku dan golongan.
"Dengan merangkul dan memobilisasi, kecerdasan-kecerdasan publik akan muncul dan solusi-solusi lokal untuk problem-problemi dapat terlaksana," katanya.
Rangkulan Presiden terhadap tokoh-tokoh masyarakat bermakna hidup-matinya Republik, jika kita melihat dari sisi sukses atau tidaknya program vaksinasi sebagai pertahanan bangsa.
Baca juga: Jokowi Putuskan Vaksinasi Gratis, Legislator PAN : Akan Baik Jika Data Masyarakat Lengkap
"Rakyat di seluruh penjuru negeri perlu dimenangkan hatinya untuk mendukung dan tidak menghambat program vaksinasi," paparnya.
Presiden Jokowi tentunya telah mendengar bahwa ada narasi-narasi dan disinformasi mengenai vaksin COVID-19, dari mulai yang meragukan efektivitas vaksin yang ada sampai berasal dari mereka yang percaya teori konspirasi anti-vaksin.
"Ini perlu dimenangkan hati dan pikirannya, dan rangkulan Presiden harus menjangkau tokoh-tokoh setempat dari mulai Ketua RT/RW, Kepala Desa sampai tokoh-tokoh adat," katanya.
Selain itu, Presiden harus menggerakkan sumber daya resmi dan tidak resmi, tokoh-tokoh yang loyal kepada Presiden, untuk mensinergikan aparatus pemerintahan dalam langkah Negara mempertahankan keberlangsungannya dari ancaman COVID-19
"Dengan orkestrasi semacam itu, dengan kesungguhan hati seperti itu, Presiden dapat memastikan program vaksinasi COVID-19 berjalan sukses."
"Dan Indonesia dapat melanjutkan perjalanannya mewujudkan cita-cita Kemerdekaan," ujar Barus.