Pak Dodo harus menembuh perjalanan dengan jalan kaki sekira dua kilometer menyusuri jalan setapak dan menanjak.
Untuk sampai di rumah Candra, Pak Dodo menembus sisi tebing serta semak belukar yang licin karena hujan.
Pak Dodo juga harus meniti titian bambu yang dipasang ala kadarnya.
Rute ini merupakan jalan yang ditempuh Candra jika dia hendak berangkat ke sekolah.
"Jalan kaki sekira satu jam, itu kalau hari tidak hujan," ungkap Pak Dodo.
"Harus menelusuri jalan setapak. Pernah terpeleset saat melintas sasak bambu. Tapi tidak sampai jatuh ke selokannya," ucap Pak Dodo mengenang pengalamannya.
Baca juga: Tribun Network dan Tribun Institute Beri Penghargaan kepada 21 Local Heroes
Sekira Ada 5 Murid yang Tak Mengikuti KBM Online karena Tak Punya Hape
Lebih dalam, Kepala SDN IV Darmacaang, Yetty Rohayati MPd, dari 133 murid ada lima yang tidak mengikuti KBM secara online karena tidak memiliki hape.
Sehingga masing-masing guru yang ditugaskan mengajar kelompok belajar di rumah (BDR) harus melakukan home visit.
"Rumah Candra memang paling jauh, paling terpencil. Harus ditempuh berjalan kaki," ungkap Yetty.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Guru di Kaki Gunung Sawal Ciamis Saat Covid-19, Datangi Murid Tak Punya Hape Meski Jauh Menanjak
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani) (TribuJabar/Andri M Dani)