News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reshuffle Kabinet

Din Samsuddin Puji Abdul Mu'ti Tolak Kursi Wakil Mendikbud: Tidak Gila Jabatan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Labu Jakarta Selatan M Din Syamsuddin menyambut baik langkah Sekum Muhammadiyah Abdul Mu'ti yang menolak bergabung pada kabinet Indonesia Maju menjadi Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud).

Dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan Din mengatakan, penolakan itu adalah sikap tepat bagi seorang anggota Muhammadiyah sejati.

"Anggota Muhammadiyah itu antara lain tidak gila jabatan, menolak jabatan yang tidak sesuai dengan kapasitas, dan jabatan yang merendahkan marwah organisasi," ujarnya.

Baca juga: Sindiran Balik Gerindra ke Demokrat Ihwal Sandi Jadi Menteri karena Balas Budi Pilkada Medan

Mantan Ketum PP Muhammadiyah itu menilai, alasan  tidak berkemampuan mengemban amanat hanyalah sikap tawadhu' Abdul Mu'ti.

"Abdul Mu'ti adalah Guru Besar dan pakar pendidikan yg mumpuni, wawasannya tentanf pendidikan dan kemampuan memimpinnya sangat tinggi," ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Abdul Muti, Tokoh Muhammadiyah yang Menolak Jadi Wakil Menteri

Din menyebut, penunjukan Abdul Mu'ti sebagai Wamendikbud bernada merendahkan organisasi Muhammadiyah yang besar, pelopor pendidikan, dan gerakan pendidikan nasional yang nyata.

"Seyogya Presiden memiliki pengetahuan kesejarahan dan kebangsaan sehingga dapat menampilkan kebijaksanaan untuk menempatkan seseorang dan sebuah organisasi pada tempatnya yang tepat," jelas Din.

Baca juga: Setelah Reshuffle Kabinet Jokowi, Begini Prediksi Analis soal Pergerakan Rupiah

Ia menuturkan, bagi Muhammadiyah memangku jabatan di pemerintahan bukanlah masalah besar (_is not a big deal_), karena Muhammadiyah cukup mandiri dan otonom untukk menjadi mitra strategis dan kritis Pemerintah.

"Dalam suatu sikap proporsional: siap mendukung Pemerintah jika baik dan benar, dan tak segan-segan mengeritik serta mengoreksi jika salah, menyimpang atau menyeleweng," ujar dia.

Sosok

Abdul Mu'ti, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah sekaligus tokoh Muhammadiyah dikabarkan menolak jadi wakil menteri pendidikan dan kebudayaan Wamendikbud.

Nama Abdul Mu'ti sempat tercantum dalam daftar nama yang akan dilantik menjadi Wakil Menteri.

Berdasarkan keterang tertulis yang diterima Tribunnews, Abdul Mu'ti masuk ke dalam daftar yang akan dilantik menjadi Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini