Terkait dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, pihak KNKT menyebutkan bahwa maskapai tersebut hancur karena membentur permukaan air laut.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono menyebut, pesawat Sriwijaya Air diperkirakan jatuh dalam keadaan utuh dan tidak meledak di udara.
"Iya (pesawat hancur karena benturan di air), bukan karena ledakan di udara," kata Soerjanto, dikutip dari Kompas.com.
Soerjanto mengungkapkan, serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dalam keadaan normal.
Artinya, tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.
Baca juga: Polri Akan Beri Bimbingan Psikologi Kepada Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ182
Baca juga: UPDATE Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: 19 Kantong Jenazah Dikumpulkan, Turbin Pesawat Diangkat
"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja."
"Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur tapi hancurnya natural karena benturan ke air," ujar Soerjanto.
Meski begitu, pihak KNKT baru bisa menyimpulkan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah black box ditemukan.
Seperti yang telah diketahui, black box merupakan alat yang paling penting di dalam badan pesawat.
Benda ini biasa dicari oleh tim pencari jika dilaporkan ada pesawat yang hilang kontak.
Tidak seperti namanya, black box berwarna oranye.
yang tidak bisa dihancurkan ini merekam semua data penerbangan.
Baca juga: 306 Personil Gabungan Diturunkan untuk Identifikasi Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Baca juga: Ayah Indah Penumpang Sriwijaya Air Terbang ke Jakarta demi Putrinya, hingga Kini HP Tidak Aktif
3. Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan
Kotak hitam atau black box yang diduga dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah ditemukan pada Minggu (10/1/2021) kemarin.