TRIBUNNEWS.COM - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito menyatakan status masa operasi SAR jatuhnyanya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 diperpanjang selama tiga hari.
Operasi SAR dalam evakuasi pesawat Sriwijaya SJ 182 yang jatuh diperpanjang hingga Senin (18/1/2021).
"Operasi SAR gabungan dalam rangka evakuasi pesawat Sriwijaya 182, saya perpanjang tiga hari, berarti sampai hari Senin," ujar Bagus dalam konferensi pers di Posko JICT II Tanjung Priok Jakarta Utara, Jumat (15/1/2021) siang.
Nantinya, pihaknya akan melakukan evaluasi kembali apakah masih tetap dilanjutkan atau selesai.
"Artinya setelah itu kita evaluasi kembali dan kita putuskan selanjutnya," terangnya dalam koferensi pers yang disiarkan Kompas Tv.
Sementara itu, Kabasarnas juga menyampaikan pernyataannya mengenai evakuasi korban gempa Magnitudo 6,2 Skala Righter yang mengguncang Mamuju.
Baca juga: BREAKING NEWS Rincian Korban Gempa di Majene 3 Meninggal, 24 Luka, 2.000-an Mengungsi
Baca juga: Kantor Gubernur Sulawesi Barat Ambruk Diguncang Gempa Dinihari, Begni Penjelasan BMKG
Ia menyamapaikan, pihak Basarnas telah mengirim personel SAR di Mamuju serta daerah sekitarnya untuk membantu mengevakuasi korban gempa.
"Terkait bencana gempa bumi di Mamuju, Basarnas telah menurunkan tim SAR di Mamuju dan saat ini telah ada di lokasi dan sudah beraksi di sana," terang Kabasarnas.
Personel SAR juga diturunkan dari daerah lain seperti Makassar, Palu, Balikpapan hingga Jakarta.
"Basarnas juga mengirim Tim SAR dari Makassar yang kita dorong juga satu kapal KN SAR Kamajaya dari beserta rescuernya, dan juga Balikapapan dari KN SAR Wisanggeni beserta rescuernya, dari Palu melalui jalan darat," kata dia.
Dari Jakarta, Basarnas juga mengirim tim SAR yang terbang dengan pesawat Hercules milik TNI AU.
"Dari Jakarta ada hercules dari TNI AU yang berangkat ke Mamuju, kita ikut sertakan satu tim Urban SAR bersama dengan perlengkapan tambahan ekstrikasi," jelasnya.
Ia meminta doa dari masyarakat agar evakuasi dalam kegiatan bencana di berbagai tempat di Indonesia ini bisa dilaksanan dengan lancar.
"Mohan doanya agar pelaksanaan SAR di kegiatan bencana ini semua bisa berjalan lancar," tutupnya.
Baca juga: KSAL Ungkap Obrolannya dengan Penyelam TNI AL yang Ikut Operasi SAR Sriwijaya Air 182
Baca juga: Sejumlah Tim Evakuasi Sriwijaya Air Reaktif Covid-19, Basarnas Pastikan Petugas di Lapangan Sehat
155 Kantong Jenazah
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyampaikan tim Disaster Victim Identification (DVI) saat ini secara total sudah menerima 155 kantong jenazah orban Pesawat Sriwijaya Air SJ-182.
Data ini merupakan yang teranyar, per Jumat (15/1) pukul 09.00 WIB.
"Pada kesempatan pagi ini kami update kegiatan tim DVI sampai jam 9 kami telah dapatkan kantong jenazah sebanyak 155 kantong jenazah," kata Rusdi dalam konferensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat.
Tim DVI kata Rusdi, masih terus melakukan rekonsiliasi terhadap kantong jenazah yang diterima dengan data Ante Mortem maupun Post Mortem, termasuk menggunakan data DNA yang sebelumnya sudah dikumpulkan dari pihak keluarga.
"Kami harap ketika gunakan data DNA akan semakin banyak korban - korban teridentifikasi dan itu akan memberi kepastian kepada keluarga korban," ucapnya.
Baca juga: Jasad Mia Wadu Teridentifikasi, Pihak Sriwijaya Air: Pramugari Terbaik di Antara yang Terbaik
Baca juga: Tepat Sepekan Sriwijaya Air Jatuh: CVR Belum Ditemukan hingga Total 239 Kantong Jenazah Dievakuasi
Gempa di Mamuju
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menginformasikan soal gempa bumi berskala 6,2 richter yang melanda Kabupaten Mamuju dan Majene Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) dini hari tadi merusak puluhan bangunan, memutus akses jalan dan membuat aliran listrik padam.
"Longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas (RB) dan 1 Kantor danramil Malunda (RB)," kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangannya, Jumat (15/1/2021).
BPBD Mamuju melaporkan, korban meninggal dunia akibat gempa kuat ini mencapai 3 orang dan luka-luka 24 orang.
"Sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar mengalami rusak berat (RB)," katanya.
Jati menambahkan BPBD setempat melakukan penanganan darurat.
"Seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal," tambah Jati.
"Kami masih memantau dan berkoordinasi dengan beberapa BPBD yang terdampak guncangan gempa. Kepala BNPB Doni Monardo akan berkoordinasi dengan BPBD terdampak di lokasi bencana pada pagi ini," ujarnya.
(Tribunnews.com/Tio, Gita Irawan/ Reza Deni)