Namun, saat itu Sidarto mengaku tidak berani memiliki cita-cita dengan alasan karena kesulitan ekonomi.
"Ditanya orang itu, 'you pingin jadi apa?' saya tidak berani punya cita-cita karena tidak ada uang sama sekali, mau kuliah tidak bisa, jadi kalau lamar sekolah yang ada beasiswanya," ungkap Sidarto.
Namun demikian, Sidarto muda pantang menyerah dan mengajukan lamaran ke sekolah-sekolah yang menyediakan beasiswa.
Dia pun akhirnya resmi menjadi salah satu pelajar di Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1955.
Kesempatan memasuki Akpol itu diakui Sidarto sebagai ridho Allah, yang akhirnya mengantarnya menuju kesuksesan yang saat ini dicapainya.
"Akhirnya ridho Allah memberikan kesempatan diterima di Akpol tahun 1955," ucap Sidarto.
"Jadi rejeki, nasib tidak mungkin tertukar," imbuh dia menegaskan.