News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nadiem Dinilai Kurang Pas Jabat Mendikbud, Lebih Tepat Jadi Menhub

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pendidikan & Kebudayaan - Nadiem Makarim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nadiem Makarim merupakan sosok anak muda yang cerdas dan berhasil membawa bisnis transportasi online ke puncak kesuksesan.

Namun sayang sekali penempatan Nadiem di dunia pendidikan dan kebudayaan sangat kurang tepat.

Demikian disampaikan Ahli Manajemen, Fahman Habibie, Minggu (24/1/2021).

Fahman menilai pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar untuk mengganti Nadiem dari Mendikbud ada benarnya.

"Digantinya benar, namun saya pikir Nadiem jangan diganti begitu saja. Nadiem lebih baik digeser saja dari Kementerian Pendidikan menjadi Menteri Perhubungan. Itulah sebenarnya posisi yang tepat untuk Nadiem karena berhasil juga mendigitaliasi transportasi," ungkap Fahman.

Lanjut Fahman, hal ini beda dengan dunia pendidikan yang begitu banyak persoalan yang harus melibatkan banyak stakeholders dan juga civil society.

Dan hal-hal ini kurang dipahami Nadiem seperti dalam kasus Program Organisasi Penggerak (POP) Kemdikbud.

Belum lagi, sambung Fahman, nampak sekali Nadiem tidak memahami kondisi sosioligis masyarakat Indonesia.

Misalnya terkait dengan kebijakan pembagian kuota untuk pendidikan di tengah pandemi.

Nadiem mungkin merasa ini sudah berjalan normal dan cukup menjadi solusi.

Baca juga: Menteri Nadiem Minta Pelajar Vokasi Jadi Pembelajar Sepanjang Hayat

"Padahal tidak. Dia gak tahu banyak keluhan terkait soal sinyal, ketersediaan gadget, akses listrik dan lain-lain. Mungkin dia berpikir Indonesia itu hanya terlihat seperti Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Gak tahu bagimana orang tua dan murid di pegunungan atau di pulau yang berdarah-darah dengan kebijakan ini," sambung Fahman.

Hal lain yang Fahman sesalkan, nampak Nadiem tidak banyak belajar dari pakar-pakar atau para tehnokratis lain yang lebih memahami persoalan di dunia pendidikan.

Ia begitu percaya diri, namun lupa pendidikan bukan sekadar soal data atau ruang digital.

"Pendidikan itu juga soal mental, karakter, moral dan melibatkan emosi di dalamnya. Termasuk bagaimana membangun karakter kuat dalam hubungan murid dan guru. Bukan hanya soal internet," ujar Fahman.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini