Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Pada tahun 2021 ini, pemerintah menargetkan dapat menyalurkan bantuan sosial tunai (BST) kepada 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM), dari sebelumnya sembilan juta KPM pada 2020.
Direktur Jaringan dan Layanan Keuangan PT Pos Indonesia, Charles Sitorus mengatakan, penambahan jumlah KPM penerima BST tidak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Situasi di Indonesia, jumlah kasus positif terus meningkat.
"Memang kebutuhan BST dirasa masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat, khususnya pada kondisi pandemi ini. (BST) masih jadi adalan untuk memulihkan ekonomi," kata Charles saat dalam keterangan tertulis, Kamis (11/2/2021).
Dengan adanya penambahan target jumlah KPM, Charles menegaskan pihaknya akan melakukan persiapan yang lebih baik.
Terlebih pihaknya sudah belajar dari pengalaman sepanjang 2020.
Agar penyaluran ini berjalan sukses, satu hal utama yang patut diperhatikan ialah penerapan protokol kesehatan untuk menghindari kerumunan.
Baca juga: Ini Cara Cairkan Bansos Senilai Rp 300 Ribu, Cek Nama Penerima via dtks.kemensos.go.id dengan NIK
Misalnya, menentukan jumlah orang yang datang ke kantor Pos Indonesia, atau komunitas.
Upaya lainnya, pegawai PT Pos Indonesia menyambangi langsung rumah KPM, khususnya KPM yang sedang jatuh sakit dan lanjut usia (lansia).
Baca juga: Pakai NIK atau KIS untuk Cek Penerima Bansos Tunai Rp 300 Ribu di dtks.kemensos.go.id, Ini Caranya
"Kami pernah menerapkan protokol kesehatan yang lengkap. Seluruh alat pelindung diri (APD) digunakan. Biasanya di tempat yang jumlah kasus positif Covid-19 tinggi. Kami istilahnya zona hitam," katanya.
Sepanjang 2020, sebanyak 97% KPM telah menerima BST yang disalurkan oleh PT Pos Indonesia di seluruh wilayah Indonesia. Tahun ini, ditargetkan BST tersalurkan 100%.
"Keinginannya sih 100 persen, ya. Tapi bergantung pada situasi di lapangan dan kesempurnaan data," ucap Charles.
Bansos Tunai di Pakulonan