Silver Button Dianggapnya Berkah dari Ki Seno Nugroho
Kanalnya terus berkembang, bahkan semakin pesat sesudah Ki Seno Nugroho meninggal dunia. Silver Button ia terima tepat saat peringatan 40 hari meninggalnya Ki Seno.
“Saya langsung mikir, ini berkahe Mas Seno tepat 40 hari,” aku Gatot sembari mengatakan, walau ia sudah terkenal sebagai dolopnya dalang Indonesia, tapi merasa biasa saja.
“Saya jane biasa saja. Maksudnya, saya tidak terbebani, karena dolop itu nantinya akan jadi warna jika frekuensinya nyambung. Kalau sama Mas Seno udah klik, susah diungkapkan kata-kata. Otomatis ngguyu, gergeran. Suasana unik antic,” katanya.
Gatot menyimpulkan, dolop itu sesuatu yang tidak bisa dibuat. Orang tidak bisa dipaksakan untuk tertawa.
“Anda ketika melihat lucu, ada adegan bikin tertawa, ya tertawa saja. Jangan ditahan. Dolop itu datangnya belakangan. Ndak bisa dolop dulu baru tertawa,” pesan Gatot.
“Nonton wayang kalau dalangnya ndak lucu, ya semalaman ngancing (terkunci), ora iso ngguyu. Itu akan alamiah,” tegas Gatot berbagi pengalaman sebagai dollop dalang Ki Seno Nugroho.
Ia berharap ke depan masih bisa membuat konten segar dan menghibur masyarakat serta penggemarnya dan penggemar wayang kulit.
Ia pun berharap sepeninggal Ki Seno Nugroho, para pelaku seni, dalang, pengrawit, waranggono, bisa meneruskan semangat Ki Seno, untuk menciptakan Seno Seno baru.
Semua menurut Gatot mendapatkan banyak hal dari kiprah Ki Seno Nugroho. Harapan lain, ia mengharapkan Gadhing Pawukir dan Gadhang Prasetyo menjadi next Ki Seno.
Syukur melebihi ayahnya. “Mas Gadhing dan Gadhang lebih semangat meneruskan Ki Seno Nugroho dan mbah-mbahnya,” kata Gatot Jatayu menutup wawancara. (Tribunnews.com/xna)