Saat ini, Moeldoko menjabat Kepala Staf Kepresidenan (KSP) sejak 17 Januari 2018.
Selama kariernya, Moeldoko identik dengan pengabdiannya di TNI Angkatan Darat.
Puncak kariernya di TNI AD adalah saat menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD pada 20 Mei hingga 30 Agustus 2013.
Setelah itu, Moeldoko kemudian ditunjuk Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk naik pangkat dan menjadi Panglima TNI.
Alumnus Akabri angkatan 1981 ini menggantikan Laksamana Agus Suhartono saat ditunjuk sebagai orang nomor satu di TNI.
Setelah pensiun dari militer, Moeldoko sempat menjajaki ranah politik praktis.
Dia tercatat masuk ke dalam jajaran pengurus Partai Hanura pimpinan Oesman Sapta Odang pada 2016.
Di Partai Hanura, Moeldoko tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.
Dia mendampingi Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina.
Karier politiknya kini merambah kabinet dan masuk Istana Kepresidenan.
Diberitakan Tribunnews.com, dulu Moeldoko dikenal dekat dengan SBY.
Bahkan Moeldoko kala itu mengusulkan Presiden SBY mendapat anugerah Jenderal Besar.
Hal ini, menurutnya, bisa dilihat atas semangat Presiden SBY untuk membangun kekuatan TNI yang andal.
Dia tegaskan, tidak salah penghargaan jenderal besar diberikan kepada Presiden SBY.
Apalagi, selama periode kepemimpinan SBY sebagai Presiden, TNI bisa meningkatkan kemampuan dan banyak mencapai kemajuan.
Sumber: Kompas.TV/Tribun Solo/Tribunnews.com