"Perempuan harus berperan dalam menentukan pilihan yang terbaik untuk dirinya sendiri, demi mengurangi dampak kesehatan terhadap tubuhnya," tegas Cut Vella.
Ia kemudian menyebut bahwa 305 dari 100.000 perempuan di Indonesia meninggal karena dipicu hal yang berkaitan dengan kehamilan maupun melahirkan.
Selain itu, para ibu rumah tangga pun saat ini masih menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap infeksi Human Immunodeficinecy Virus (HIV).
Bahkan masih ada 11 persen perempuan Indonesia yang belum terpenuhi kebutuhannya dalam menggunakan kontrasepsi, hal ini karena mereka mengalami kesulitan dalam mengakses alat kontrasepsi.
Ia pun menyadari bahwa saat ini masih banyak perempuan yang lebih mementingkan kesehatan keluarganya dibandingkan diri sendiri.
Bahkan mereka cenderung mengabaikan keluhan kesehatan yang mereka alami, termasuk terkait kesehatan reproduksi mereka.
"Perempuan seringkali menomorduakan kesehatan dirinya sendiri, dan memprioritaskan kesehatan orang yang disayanginya baik itu suami, keluarga, maupun anak. Hal ini membuat
perempuan akhirnya mengabaikan tentang kesehatan diri termasuk kesehatan reproduksinya," tutur Cut Vella.
Padahal, kata dia, perempuan memiliki anatomi reproduksi yang sangat kompleks dan ini tentunya berbeda dengan kaum laki-laki.
"Perempuan juga memiliki kekuatan untuk hamil, sehingga hal tersebut perlu direncanakan dengan matang dan baik, mulai dari persiapan kesehatan menjelang kehamilan, kelahiran,
hingga sesudah melahirkan," jelas Cut Vella.
Hal inilah yang membuatnya mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk sadar dan mampu menentukan pilihan terhadap kesehatan reproduksi mereka.
"Untuk itu, melalui momentum Hari Perempuan Internasional kali ini, Andalan ingin mengajak perempuan Indonesia untuk sadar serta mampu menentukan pilihan kesehatan yang terbaik," kata Cut Vella.
Yuk, sadari dan tentukan pilihan kita dalam menjaga alat reproduksi demi menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas.