"Meski sulit, pileg 2019 Demokrat dapat 7,8 persen. AHY turun ke banyak dapil pemilihan naikkan suara."
"Sebelum pileg semua lembaga survey sebut elektabilitas Demokrat kisaran 4 sampai 5 %. Darmijal, Pak @marzukialie_MA apalagi Moeldoko tak pernah mau tahu situasi partai saat itu," ujarnya.
Sesudah itu, AHY terpilih menjadi Wakil Ketum, dimana susunan kepengurusan ini disetujui oleh Kemenkumham.
Baca juga: Demokrat Versi KLB Tegaskan Tak Pernah Ajak Gatot Nurmantyo Kudeta AHY
Baca juga: Jika Konflik Berkepanjangan, Partai Demokrat Terancam Tak Bisa Ikut Pemilu 2024
"Setelah Pileg 2019, AHY dalam perubahan susunan pengurus menjadi waketum Partai, Mengisi kekosongan jabatan wakil ketua umum karena mengundurkan diri."
"Susunan pengurus baru itu disetujui juga dengan SK menteri Kumham."
"Jadi AHY beda lagi dengan Moeldoko yang tak berkeringat di Demokrat," lanjut tulisnya.
Lebih lanjut, ketua Bappilu ini juga menjelaskan prosesi pemilihan SBY menjadi ketua majelis tinggi.
Ia mengatakan, jabatan Majelis Tinggi SBY ini sudah ada sejak 2010, dimana mantan Kader Marzuki Alie ikut mengamanatkan.
"SBY Ketua majelis tinggi, bukan jabatan baru. (amanat yg sudah didapat sejak kongres 2010, 2015 dan kini). "
"Kongres 2010, kongres hasilkan 3 calon Ketum termasuk @marzukialie_MA sudah amanatkan SBY ketua majelis tinggi."
"Jadi bukan 2020, di situ marzuki ali dan Joni alen bohong," ungkap Andi.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Bocorkan Sosok yang Tawarinya Jadi Ketum Demokrat Versi KLB: Eks Kader Demokrat
Baca juga: Desakan Mundur KSP Moeldoko Bermunculan, Agus Abdullah: Itu Tidak Objektif
Pada Kongres 2010, menghasilkan 3 kader bertarung menjadi Ketum Demokrat.
Andi menyebut, Marzuki Alie ikut mencalonkan diri sebagai Ketum.
"Kongres 2010 di bandung hasilkan 3 kader bertarung, dapat persetujuan SBY karena posisinya ketua majelis tinggi."