TRIBUNNEWS.COM - Mantan Sekretaris Kabinet (Seskab) Dipo Alam sentil Kepala Staf Presiden Moeldoko yang kini menjadi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB).
Keduanya dulu sama-sama menjabat di bawah kepimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tepatnya pada Kabinet Indonesia Bersatu II.
Melalui akun Twitternya, @dipoalam49, mantan seskab itu mengingat momentum saat Moeldoko dilantik oleh SBY menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Ia ikut memberikan ucapan selamat kepada Moeldoko ketika pelantikan itu.
Saat itu, Dipo berharap adab kekeluargaan TNI akan dijaga Moeldoko.
Baca juga: Demokrat Versi KLB Tegaskan Tak Pernah Ajak Gatot Nurmantyo Kudeta AHY
Baca juga: Jika Konflik Berkepanjangan, Partai Demokrat Terancam Tak Bisa Ikut Pemilu 2024
Baca juga: Ritual Mandi Bareng, Kondom Hingga Kemenyan Ditemukan dari Pimpinan dan Pengikut Aliran Hakekok
Adab yang dimaksud, dari kepatutan hingga kehormatan pada senior di dunia TNI.
"Ketika dilantik oleh Presiden SBY di Istana, saya Selamati Panglima TNI Moeldoko, sambil pandang matanya: berharap adab kekeluargan TNI dijaga dalam kepatutan, kekompakan, kesatuan dan kehormatan pada seniornya," tulis Dipo, Kamis (11/3/2021).
Namun kenyataannya, kini harapannya pupus.
Melihat sekarang, Moeldoko malah mengambil alih partai yang dulu dipimpin SBY sendiri melalui KLB.
"Kini PUPUS, tergoda oleh kekuasaan..?," lanjut tulisnya.
Baca juga: Gatot Nurmantyo Bocorkan Sosok yang Tawarinya Jadi Ketum Demokrat Versi KLB: Eks Kader Demokrat
Baca juga: SOSOK Pembunuh Wanita Dalam Plastik di Bogor: Tenang dan Nikmati Kematian Korban, Ternyata Pecandu
Putra Sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketum Demokrat pun ikut menyentil Moeldoko yang berusaha mengambil alih kepemimpinannya.
Diberitakan sebelumnya, AHY memberikan refleksi kebangsaan kepada seluruh kadernya yang hadir di DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (8/3/2021).
Dalam refleksinya, AHY menyinggung pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang dinilainya tidak mengedepankan nilai-nilai etika dan moralitas dalam berpolitik.
KLB tersebut, kata dia, sarat akan praktik-praktik politik yang tidak adil.
Baca juga: Ungkapan Menyesal dari Salah Satu Peserta KLB Demokrat, Awalnya Dijanjikan Uang Rp 100 Juta
"Hari ini sebagaimana kita saksikan dalam testimoni peserta kongres ilegal tersebut, kita disajikan oleh suguhan praktik-praktik politik yang tidak fair," ucap AHY.