Nuansa tersebut juga tampak pada bangunan Markas Komando Pusdikpal yang memiliki pintu masuk di bagian tengah.
Pada fasad gedung tersebut tampak juga banyak jendela berjejer seperti yang ada di bangunan-bangunan tua peninggalan zaman penjajahan Belanda lainnya di Indonesia.
Baca juga: Kepala BNPT: Perpres Pelibatan TNI Tangani Terorisme Dalam Tahap Harmonisasi
Komandan Pusdikpal Kolonel CPL Taufan Tjandra Kusuma mengatakan Markas Komando tersebut merupakan pusat cuci baju seluruh tentara Hindia Belanda.
Tidak hanya itu, gedung tersebut juga sebelumnya pernah menjadi pabrik kecap saat pemerintahan Jepang.
Hal tersebut disampaikan Taufan saat Press Tour Dispenad ke Pusdikpal Kodiklat Angkatan Darat pada Kamis (25/3/2021).
"Sejarahnya telah dipakai untuk pabrik kecap, untuk laundry cuci baju seluruh tentara Hindia Belanda. Pada saat pemerintahan Jepang dipakai untuk pabrik kecap. Selanjutnya dipakai oleh kita AD untuk melaksanakan pendidikan peralatan, mendidik putra putri kita menjadi prajurit peralatan, tenaga-tenaga montir ahli membidangi alutsista," kata Taufan.
Taufan mengungkapkan Pemerintah Kota Cimahi bekerja sama dengan TNI AD sedang merencanakan untuk membuat wisata military heritage.
Rencananya, kata Taufan, para wisatawan yang datang ke Kota Cimahi bisa masuk ke Pusat-Pusat Pendidikan TNI AD.
Nantinya, kata Taufan, para wisatawan dapat melihat langsung bangunan-bangunan bersejarah peninggalan zaman kolonial Belanda sekaligus melihat proses pembelajaran para personel di sekolah-sekolah tersebut.
"Kita harapkan mudah-mudahan ke depan industri pariwisata khususnya di Kota Cimahi ini makin berkembang, kita semuanya Pusdik mendukung terciptanya industri pariwisata," kata Taufan.
Tidak hanya itu, di dalam kompleks tersebut juga tampak sejumlah gedung-gedung lain tempat para siswa TNI AD belajar di antaranya Departemen Teknologi Munisi, Departemen Teknologi Mekanik, dan departemen lain yang berkaitan dengan peralatan perang.
Tampak juga sejumlah tank, panser, meriam, dan alutsista TNI AD lain di dalam kompleks.
Para siswa tampak menyimak materi yang disampaikan para instruktur di antaranya penggunaan mesin bubut Computer Numerical Control (CNC), bongkar pasang meriam 76 mm Gunung, pengujian mesin tank, hingga mengganti roda rantai.