"Ketika terjadi perdebatan yang cukup keras, nggak jarang juga terpancing emosinya," kata Raihan.
Raihan menduga, kondisi fisik yang lelah hingga usia peserta yang masih labil jadi faktor tersulutnya emosi.
Ia menilai, kericuhan tersebut masih bisa dikendalikan, meski membuat beberapa fasilitas gedung menjadi rusak.
Baca juga: Awal Mula Kericuhan Saat Kongres HMI di Surabaya, Peserta Emosi Aspirasinya tidak Diakomodasi
Baca juga: PROFIL Raihan Ariatama, Ketum PB HMI Terpilih Periode 2021-2023, Simak Deretan Jejak Organisasinya
"Saya rasa kalau diwarnai keributan masih bisa ditolerir karena ada faktor perdebatan yang keras."
"Juga dalam kondisi capek dan memang usia mereka secara psikologis masih labil," ungkap Raihan.
Kini, setelah dinobatkan menjadi Ketua Umum HMI yang baru, Raihan menyebut kericuhan tersebut telah berakhir damai.
"Alhamdulillah sudah selesai, kami bersaing tapi akhirnya kami bisa bersanding."
"Jadi itu hanya dinamika di forum saja," ungkap pria berusia 28 tahun ini.
Kongres HMI Sempat Diwarnai Kericuhan
Seperti diketahui, sebelum Raihan ditetapkan sebagai Ketua Umum PB HMI, kongres tersebut sempat diwarnai kericuhan.
Tim dari masing-masing kandidat ketua umum PB HMI terlibat adu jotos setelah pilihan putaran pertama selesai.
Para ”agen perubahan” itu saling baku pukul di luar ruang forum Gedung Islamic Center.
Kericuhan terjadi lantaran masing-masing tim atau peserta merasa kecewa dengan kandidat lain.
Ada lima kandidat yang maju dalam pemilihan ketua umum ini, di antaranya adalah Hassan Basri Basso dan Taufan Tuarita.
Baca juga: Ricuh di Kongres HMI, Kaca Pecah Dilempar Kursi, Enam Orang Peserta Ditangkap Polisi