Unsur ini banyak digunakan oleh industri kimia, di mana agen korosif digunakan.
Zirconium digunakan sebagai getter dalam tabung vakum, sebagai agen pencampur logam dalam baja, peralatan bedah, primer peledak, filamen bola lampu pijar dan rayon spinnerets.
Saat ini, Santi melanjutkan pendidikan Master Course Applied Earth Sciences Institute of Applied Earth Sciences, Faculty of Engineering and Resource Science, Akita University, Jepang.
Ia mengatakan, dengan niobium, zirconium menjadi superkonduktif pada suhu rendah dan digunakan untuk membuat magnet superkonduktif.
Zirconium oksida (zirkon) memiliki indeks refraksi yang tinggi dan digunakan sebagai bahan batu permata.
Oksida yang tidak murni, zirkonia digunakan untuk laboratory crucibles yang dapat menahan panas, dalam tungku pemanas dan oleh industri gelas dan keramik sebagai bahan refratory.
Dalam medis, zirconia digunakan untuk komponen utama pada implantasi pembuluh darah pada pinggul manusia.
High strength dan high toughness, membuat pinggul manusia menjadi lebih kecil akan tetapi artikulsinya menjadi lebih besar.
Kemampuan untuk dipoles sampai kehalusan yang tinggi menyebabkan material ini memiliki friksi yang rendah.
"Dari segi kimia, material kermik zirconia merupakan material yang inert, jadi secara umum dapat mengurangi resiko infeksi. Karena alasan inilah, hanya keramik zirconia yang menghasilkan sifat low radioactivity materials," kata Santi.
Dia menjelaskan, Zirconia (monoclinic dan partially stabilised), serbuk digunakan dalam komposisi refractory untuk meningkatkan thermal shock resistance dan abrasion resistance.
Material ini, juga digunakan dalam aplikasi alat berat.
Seperti sliding gate plates, untuk menuang steel, dan dalam pemncelupan baja seperti stopper rods dan komponen seperti submerged entry pada pipa.
Material zirconia pada aplikasi ini memiliki kelebihan dapat mempertahankan bentuknya (dapat menahan terjadinya abrasi atau blunting.