TRIBUNNEWS.COM - Badan Meteorologi Klimatologi (BMKG) menyebut jika kecepatan pusaran siklon tropis Seroja yang berkembang di Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin cepat.
Namun, dampak yang ditimbulkan semakin lemah karena siklon tropis Seroja mulai bergerak meninggalkan wilayah Indonesia.
"Sehingga dampaknya diprediksi, setelah tanggal 7 (April 2021) siklon ini sudah semakin menjauhi Indonesia, meski kecepatan makin tinggi, dampaknya semakin melemah," ungkap Dwikorita dalam rapat koordinasi virtual, Selasa (6/4/2021) pagi, ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.
Hingga Rabu (7/4/2021) hari ini, lanjut Dwikorita, diperkirakan akan terjadi hujan lebat dan angin kencang di wilayah siklon tropis Seroja.
Baca juga: BMKG Buat Grup WA Pengungsi Korban Banjir NTT, Infokan Perkembangan Cuaca dan Peringatan Dini
Selain itu, akan terjadi juga gelombang tinggi di pesisir Samudera Hindia.
"Yang dikhawatirkan, (gelombang) ini mirip tsunami, gelombang tingginya ini masuk ke darat dan dapat merusak," ucapnya.
Meski demikian, Dwikorita menyebut gelombang itu tak sekuat tsunami.
BMKG memproyeksikan ketinggian gelombang di Samudera Hindia dapat mencapai 6 meter.
Baca juga: Potret Kepala BNPB Doni Monardo Tinjau Bencana Banjir Bandang NTT
Siklon Tropis Tak Lazim
Lebih lanjut Dwikorita mengungkapkan jika siklon tropis Seroja ini tidak wajar.
Lantaran, baru kali ini siklon tropis masuk ke daratan.
"Padahal pada umumnya siklon yang terjadi tidak masuk ke daratan," ungkapnya.
Dwikorita menyebut, siklon tropos sebelumnya, yaitu siklon Cempaka, yang masuk ke daratan hanya bagian ekor.