Adapun siklon ini berkembang dari bibit siklon yang sudah dideteksi sejak 2 April 2021 lalu.
"Saat bibit saja sudah menimbulkan bencana, apabila benar-benar menjadi siklon, maka dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat risikonya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Minggu (4/4/2021).
Masyarakat terutama yang ada di NTT, dikatakan Dwikorita, diminta waspada terhadap cuaca buruk yang akan terjadi dan masih berlanjut.
"Jadi BMKG sebagai Jakarta Tropical Cyclone Warning Center sejak 2 April sudah mendeteksi adanya bibit siklon tropis 99s yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawuh NTT," lanjutnya.
"BMKG telah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem sebagai dampak dari bibit siklon tersebut sejak 2 April yang lalu," tambah Dwikorita.
Dwikorita menjelaskan, bibit siklon tersebut menimbulkan cuaca ekstrem sesuai prediksi yakni hujan lebat, angin kencang, gelombang tinggi, dan berdampak bencana hidrometeorologi di NTT.
"Ternyata dampak ini masih bagian awal. Karena bibit siklon saat ini diprediksi berdasarkan analisis terbaru bibit itu berada di posisi perairan Kepulauan Rote NTT sekitar 24 km barat daya Kupang dengan pergerakan sistem ke arah Timur hingga Timur Laut dengan kecepatan 3 knox atau 6 km per jam, bergerak menjauhi wilayah Indonesia," ungkapnya.
Berita lain terkait Cuaca Esktrem di Indonesia Timur
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)