Esam mengatakan hal itu dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
“Semua tahu bahwa kami juga masih dilanda pandemi. Arab Saudi masih menyusun regulasi yang akan sangat berbeda. Kuota akan dikurangi untuk keamanan para jamaah haji,” kata Esam saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis (8/4).
Menurutnya, tahun ini pasti ada restriksi dan jumlahnya pasti akan dikurangi, karena yang paling diutamakan adalah keselamatan dan kesehatan para jamaah haji dari mulai keberangkatan hingga kembali ke negara asal.
Esam juga mengatakan, sebagai negara dengan jumlah penganut muslim terbesar, jamaah haji asal Indonesia akan diprioritaskan untuk boleh menunaikan haji pada tahun ini walaupun dalam jumlah terbatas.
Baca juga: Menkes Khawatirkan Pemerintah Saudi Tentukan Jenis Vaksin Tertentu bagi Calon Jamaah Haji
Namun Esam belum bisa mengatakan seberapa jauh restriksi tersebut dan seberapa besar kuota yang akan diberikan untuk Indonesia.
“Kami harus memastikan keamanan pergerakan jamaah dari satu tempat ke tempat lain, sosial distancing, dan keselamatan para jamaah haji itu sendiri. Dan yang paling penting juga kembali ke negara asal dengan sehat,” lanjutnya.
Ia juga membeberkan rencana pemerintah Arab Saudi menambah kuota jamaah haji secara berangsur-angsur hingga mencapai 10 juta di tahun 2030.
Visa yang akan diberikan kepada jamaah haji dan umroh juga bukan hanya visa agama untuk beribadah, tapi juga untuk turis, karena Arab Saudi juga sudah banyak membangun infrastruktur baru.
Pemerintah Saudi juga membangun kota baru bernama Neom yang dibangun khusus pariwisata sehingga akan ada banyak dimensi yang akan terbuka dalam hubungan RI – Saudi, terutama dalam urusan investasi dan pariwisata.
“Di isu ini akan ada penyesuaian secara total. Karena ini tidak hanya tentang kunjungan keagamaan tapi juga tentang pariwisata. Jadi kementerian pariwisata (Saudi) akan mengurus bagian regulasi dan tentu Insya Allah sesegera mungkin akan ada banyak perubahan,” ujarnya.(tribun network/mam/ras/dod)